Makalah Perbandingan Dakwah Agama Kristen,Hindu dan Budha
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Agama di
Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dinyatakan
dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila: “KeTuhanan
Yang Maha Esa”. Sejumlah agama di Indonesia berpengaruh
secara kolektif terhadap politik, ekonomi dan budaya.Pada tahun 2010, kira-kira 85,1% dari 240.271.522
penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam, 9,2% Protestan, 3,5% Katolik, 1,8% Hindu, dan 0,4% Buddha.Dalam UUD 1945 dinyatakan
bahwa "tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan untuk memilih dan
mempraktikkan kepercayaannya" dan "menjamin semuanya akan kebebasan
untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya". Pemerintah,
bagaimanapun, secara resmi hanya mengakui enam agama, yakni Islam, Protestan,
Katolik, Hindu, Buddha dan Khonghucu.
Dengan
banyaknya agama maupun aliran kepercayaan yang ada di Indonesia, konflik antar
agama sering kali tidak terelakkan.Lebih dari itu, kepemimpinan politis
Indonesia memainkan peranan penting dalam hubungan antar kelompok maupun
golongan.Program
transmigrasi secara tidak langsung telah menyebabkan sejumlah
konflik di wilayah timur Indonesia.
B.
Rumusan Masalah
a.
Bagaimana cara
beribadah agama Kristen,Hindu dan Budha?
b.
Bagaimana
metode dakwah yang digunakannya?
c.
Apa tujuan dari
Dakwahnya?
C.
Tujuan
a.
Memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Perbandingan Dakwah
b.
Mengetahui
mengenai agama Kristen,Hindu dan Budha
c.
Mengetahui cara
ibadahnya
d.
Mengetahui metode
dakwah yang di gunakannya
BAB II
PEMBAHASAN
1.
AGAMA KRISTEN
A.
Sejarah Agama Kristen
Agama Kristen adalah sebuah kepercayaan yang berdasar pada ajaran,
hidup, sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus. Kata Kristen
sendiri memiliki arti "pengikut Kristus atau "pengikut Yesus".
Murid-murid Yesus Kristus untuk pertama kalinya disebut Kristen ketika mereka
berkumpul di Antiokia (Kisah Para Rasul 11: 26b).Agama ini meyakini Yesus Kristus adalah Tuhan dan Mesias, juru selamat bagi seluruh umat manusia, yang menebus manusia dari dosa.
Mereka beribadah di gereja dan Kitab Suci mereka adalah Alkitab. Murid-murid Yesus Kristus pertama kali dipanggil Kristen di Antiokhia (Kisah Para Rasul 11: 26b).Contoh
benda-benda yang digunakan umat Kristen dan Katolik untuk beribadah—Alkitab, sebuah Salib, and sebuah Rosario.
Agama Kristen termasuk salah satu dari agama Abrahamik yang berdasarkan hidup, ajaran, kematian dengan penyaliban, kebangkitan, dan kenaikan Yesus dari Nazaret ke surga, sebagaimana dijelaskan dalam Perjanjian Baru, umat Kristen meyakini bahwa Yesus adalah Mesias yang dinubuatkan dalam dari Perjanjian Lama (atau Kitab suci Yahudi). Kekristenan adalah monoteisme, yang percaya
akan tiga pribadi (secara teknis dalam bahasa Yunani hypostasis) Tuhan atau Tritunggal. Tritunggal dipertegas
pertama kali pada Konsili Nicea Pertama (325) yang dihimpun oleh Kaisar Romawi
Konstantin I.Pemeluk agama Kristen mengimani bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan
dan Juru Selamat, dan memegang ajaran yang disampaikan Yesus Kristus. Dalam
kepercayaan Kristen, Yesus Kristus adalah pendiri jemaat (gereja) dan kepemimpinan gereja yang abadi (InjilMatius 16: 18-19)Umat Kristen juga percaya bahwa Yesus Kristus akan datang untuk kedua kalinya sebagai Raja
dan Hakim akan dunia ini. Sebagaimana agama Yahudi, mereka
menjunjung ajaran moral yang tertulis dalam Sepuluh Perintah Tuhan.
B.
Peribadahan Agama Kristen
Ø Sakramen
Sakramen adalah ritus Agama Kristen yang
menjadi perantara (menyalurkan) rahmat ilahi.Kata 'sakramen' berasal dari
Bahasa Latin sacramentum yang secara harfiah berarti "menjadikan
suci".Salah satu contoh penggunaan kata sacramentum adalah sebagai sebutan
untuk sumpah bakti yang diikrarkan para prajurit Romawi; istilah ini kemudian
digunakan oleh Gereja dalam pengertian harfiahnya dan bukan dalam pengertian
sumpah tadi.
Ø Baptisan
Baptisan merupakan sebuah ritual dan sakramen
menggunakan air, yang menandakan seseorang berkomitmen menjadi seorang Kristen
dan tergabung menjadi anggota Gereja.Ada gereja yang memperbolehkan baptisan dengan
air yang dipercikkan (misalnya Gereja Kristen Protestan, Gereja Katolik dan
Ortodoks), ada gereja yang mengharuskan baptisan dilakukan dengan diselamkan ke
dalam air seperti Yesus (misalnya Gereja Pantekosta dan Karismatik).
Ø Doa
Pengajaran Yesus tentang doa pada Khotbah di Bukit menggambarkan
bahwa doa secara Kristiani hanya memakai sedikit faktor eksternal, atau tidak
ada sama sekali, seperti misalnya harus menggambar simbol-simbol tertentu atau
harus menyembelih hewan-hewan tertentu terlebih dahulu sebelum berdoa. Dalam
doa secara Kristiani, semua perilaku-perilaku yang menekankan kepada
"teknik-teknik berdoa" yang menggunakan faktor eksternal seperti yang
tadi disebutkan biasanya dituduh sebagai "pagan" (paganisme, penyembahan
berhala). Karena itu, dalam doa secara Kristiani, yang ditekankan adalah cukup
hanya perlu percaya kepada kebaikan Tuhan ketika berdoa. Di seluruh Perjanjian
Baru, penekanan terhadap kebebasan untuk datang kepada Tuhan ini pun
ditekankan.Keyakinan ini harus dilihat dari sudut pandang kepercayaan Kristen
terhadap hubungan yang unik antara orang percaya dengan Yesus, lewat Roh Kudus.
Agama Kristen termasuk banyak tradisi agama
yang bervariasi berdasarkan budaya, dan juga kepercayaan dan aliran yang
jumlahnya ribuan. Selama dua milenium, Kekristenan telah berkembang menjadi
tiga cabang utama:
- Katolik (denominasi tunggal Kristen terbesar, termasuk Gereja Katolik ritus Timur, dengan satu koma dua milyar penganut total, lebih dari setengah dari jumlah total penganut agama Kristiani)
- Protestanisme (terdiri dari berbagai macam denominasi dan pemikir dengan berbagai macam penafsiran kitab suci, termasuk Lutheranisme, Anglikanisme, Calvinisme, Pentakostalisme, Methodis, Gereja Baptis, Karismatik, Presbyterian, Anabaptis, dsb.)
- Ortodoks Timur (denominasi tunggal Kristen terbesar kedua, dan merupakan denominasi Kristen terbesar di Eropa timur)
C.
Misionaris Agama Kristen/Metode Dakwah
Dalam agama khatolik, penyebaran agama ( baca; ajaran agama ) dikenal dengan istilah
“misi” , orangmya disebut misionaris . Misi sebenarnya makna dasarnya seperti
terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia [1]
adalah peruntusan yang dikirim oleh suatu negara ke negara lain, untuk suatu
tugas khusus dibidang diplomatic politik, perdagangan, keseniaan dan
seterusnya. Kemudian pengertiaan tersebut menyempit dengan konotasi sebagai
suatu makna kegiatan menyebarkan kabar gembira
(penginjilan), dan mendirikan jemaat-jemaat setempat , yang dilakukan
atas dasar pengutusan sebagai kelanjutan misi kritus (crist mission).
Menurut Franz Magnis Suseno SJ [2]
yang paling esensial dalam membicarakan filosofi penyiaran agama menurut katolik, setidaknya ada dua hal ;
Pertama, Yesus mengutus murid-muridnya kepada jamaat. Dalam semua
empat unjil (Mathius, Markus, lucas, dan Yohanes)untuk sebagian memakai
tradisi-tradisi yang tidak bergantung satu sama lain. Yesus yang bangkit
mengutus murid-muridnya menjadi saksi kebangkitan Yesus untuk membawa manusia
kepada kepercayaan .
Kedua, Khotbah-khotbah Paus Yohane s paus ll. Dalam setiap
kesempatan, ajakan-ajakan paus elalu mengundang simpatik dikalangan
umatnya,.Ajakan menciptakan perdamaiaan serta membebaskan manuia dari segala
bentuk penjajahan sering menjadi tema sentral dalam khotbah-khotbahnya.Paus
adalah rosul yang masih hidup hingga sekarang.
Nakma misi semakin berkembang dan tidak lagi sesenpit makna di
atas, yaitu usaha-usaha perambatan iman. L. Legrand mengajukan beberapa
pengertian mii, berikut: (1) usaha mendekati orang kafur dan membawa mereka
kepada iman sejati dan Tuhan yang benar (gerak sentrifugal); (2) usaha
menjadikan bangsa israel sebagai “poros” sehingga bangsa-bangsa lain dating
berkunjung ke Jerusalem (gerak sentripetal); (3) Ziarah dari bangsa yang telah
ditebus menuju ketanah terjanji (aspek eskatologi).[3]
Fragmentasi dan perbedaan makna misi terjadi dalam khatolik,
seperti juga terjadi pada agama-agama lainnya.Perbedaan ini sangat mempengaruhi
pula terhadap paradigma misi yang dibangun.
Dalam perspektif protestan sebagai agama misi seperti dikatakan
Einer M. Sitompul [4]
menekankan pada aspek pemberitaan dalam arti “memberitakan kabar baik” dan
pusat penyuaran adalah injil (gospel) yang pada intinya adalah menyampaikan
kabar baik kepada semua orang. Misi dalam pandangan protestan muncul karena
merebaknya kezaliman dan penyelewengan-penyelewengan kemanusiaan. Penampakan
penyelewemgan tersebut memunculkan keprihatinan-keprihatinan, penindasan social
(pengangguran massa dan pelacuran), masalah ekonomi (kemiskinan dan pemutusan
hubungan kerja), politik sampai penyelewengan penyembahan berhala. Misi datang
untuk membenahi kembali kehidupan agar sejalan dengan kehendak Tuhan. Yesus
kritus (Yesus yang diurapi) bagi kekeristenan menjadi pusat pemberitaan karena
Dia adalah puncak manifestasi dari kehendak Allah .Ada pengaruh kuat jika kita
berbicara model baru misi kriten. Alan Bailyis, pemuka Kristen dari gereja
baptis di Inggris mengemukakan perselisihan dua kelompok dalam Kristen. Seiring
proses perubahan dan pergeseran zaman, misi Kristen secara evolusi juga
mengalami perubahan. Pengalihan orientasi dari kewajiban sakramen kepada teologi yang menekankan keselamatan
melalui anugrah Tihan dan Sola Scriptula (kitab suci). Misi bagi umat Kristen adalah tugas suci (holy
burden) dan great commission (perintah agung) memenuhi perintah Tuhan.
“pergilah dan ciptakanlah pengikut dari segala bangsa, lakukan penahbusan
kepada mereka atas nama bapak dan anak serta roh kudus”.[5]ini
adalah ayat yang menjadi acuaan proses kristenisasi dan comversi dalam paradigm lama Kristen.
Ada beberapa metode dan strategi misi Kristen yang sangat menonjol
, khususnya pada akhir abad ke-19 yang oleh
Karel Antiny Steenbrink[6]
disebut sebagai abad misi, cara-cara dimaksud diantaranya:
Pertama, faus operasional wilayah misi adalah wilayah yang masih
“gadis” atau wilayah “pagan” yang belum dimasuki dakwah agama lain.
Kedua, adanya dukungan baik langsung maupun tidak langsung dari
colonial Belanda. Perkataan Raja William I pada tahun 1810, seperti dikutip
Alwi Syihab [7]
yang mengeluarkan dekrit yang mengatakan
bahwa missionaries akan di utus ke Indonesia oleh pemerintah (baca perintah
Hindia Belanda).
Ketiga, adanya dukungan politik maupun financial dari pemerintahan
Perancis melalui misi khusus dengan berkedok “meletakkan semua agama dalam
posisi yang sama”, padahal kenyataanya tidak. Hal ini memperkuat dugaan kaum
muslim Indonesia pada saat itu, bahwa misi-misi Kristen adalah agen-agen
colonial yang harus dimusnahkan .
Keempat, menggunakan strategi simpatik akomodatif terhadap budaya
dan adat istiadat masyarakat setempat.Hal ini seperti pernah dilakukan Samuel
Eliza Harthoom (1831-1883) di jawa. Ia meresapkamn nilai- nilai Kristen pada
upagara slametan dan pendidikan .
Terakhir bahwa dalam melaksanakan pannggilan Yesus tersebut, mereka
para misionaris menunjukan keikhlasan
yang mengagumkan. Mereka rela mengorbankan harta bahkan nyawa dan keluarga
sekalipun.Mereka para penginjil pergi ke tegalan yang jauh dari perkotaan,
perkampungan di kaki-kaki gunung hingga ke hutan-hutan belantara yang masih
sedikit penduduknya.Begitulah seterusnya sampai misi mereka terkonsolidasi dan
terorganisai secara itensif.
Harapan dan tujuan dalam proses misi Kristen secara jelas terangkum dalam pendapat
pendeta Em. Budhiadi Henoch [8]
dalam evaluasi kekeristenannya yang dimuat Harian Umum di Bandung yang
mengatakan bahwa ;
·
Pembinaan umat
Kristen secara vertical dan horizontal
·
Program
“lumbung Yusuf” dan program kemanusiaan
·
Kesadaran untuk
mengembangkan inklusifisme. Upaya-upaya menumbuhkan sikap inklusif ini
dilakukan dengan cara mempelajari ajaran agama-agama lain
·
Mengintensitaskan
perhatiaan kepada keluarga. Seperti pembinaan pranikah hingga mengikuti retreat
pasutri (kegiatan rohani pasangan suami
istri)
·
Bimbingan
hak-hak public seperti pemilu serta berusaha berpolitik hanya untuk kepentingan
bangsa dan membangun negeri.
·
Melakukan kerja
sama dengan pihak pemerintah mulai timgkat kelurahan sampai provinsi dan
pusat. Gomtohnya penanaman seribu pohon, penyantunan kepada pihak-pihak yang
membutuhkan, pelestariaan lingkungan, pengembangan budaya bersih dan membuat
perkuburan umum.
D.
Tujuan Metode
dakwah Agama Kristen
Metode dakwah
para Pendeta Kristen kepada umat manusia , antara lain bertujuan untuk ;
1. Untuk
kalangan umat Kristen sendiri bertujuan untuk ;
a. Memperkokoh kepercayaan umat Kristen terhadap ajaran Trinitas.
Pendeta mengajari umatnya dengan bacaan-bacaan yang terdapat di dalam Bible kemudian memperkuatnya dengan analisa-analisa ,baik dengan bukti-bukti sejarah maupun dari dengan analisa logis mereka.
b. Mencegah
umat Kristen supaya jangan berpaling kepada agama lain. Apabila nubuat yang
terdapat di dalam Bible kurang mencukupi atau analisa dari bukti-bukti sejarah
dan daya pikir mereka kurang tepat, maka para Pendeta tersebut akan melakukan
cara-cara lain untuk mengelabui umatnya. Cara yang paling umum mereka lakukan
adalah dengan memberikan perbandingan antar agama, lalu mereka menyimpulkan
bahwa agama Kristen adalah agama terbaik dan paling benar dari semua agama
lainnya di dunia.
Untuk melakukan strategi dakwah ini, para Pendeta tidak segan-segan mencari-cari kekurangan dan kejelekkan agama lain, lalu mereka membenarkan pendapat dan analisa mereka kepada umatnya.Para Pendeta Kristen tidak merasa malu mengadopsi ayat-ayat AL Qur’an untuk membenarkan ajaran mereka, dengan cara pandang yang berbeda dari arti dan makna yang sebenarnya di dalam ayat-ayat AL Qur’an tersebut. Bahkan mereka sering melakukan pencangkokkan ayat-ayat di dalam Bible terhadap ayat-ayat Al Qur’an, sehingga menghasilkan kesimpulan baru yang sangat luar biasa untuk membenarkan agama Kristen diatas agama Islam.Metode dan strategi dakwah para pendeta Kristen tersebut terus mereka kembangkan dan perbaharui sesuai dengan kemajuan zaman, tujuannya adalah untuk mencegah umatnya berpaling keagama lain.
Untuk melakukan strategi dakwah ini, para Pendeta tidak segan-segan mencari-cari kekurangan dan kejelekkan agama lain, lalu mereka membenarkan pendapat dan analisa mereka kepada umatnya.Para Pendeta Kristen tidak merasa malu mengadopsi ayat-ayat AL Qur’an untuk membenarkan ajaran mereka, dengan cara pandang yang berbeda dari arti dan makna yang sebenarnya di dalam ayat-ayat AL Qur’an tersebut. Bahkan mereka sering melakukan pencangkokkan ayat-ayat di dalam Bible terhadap ayat-ayat Al Qur’an, sehingga menghasilkan kesimpulan baru yang sangat luar biasa untuk membenarkan agama Kristen diatas agama Islam.Metode dan strategi dakwah para pendeta Kristen tersebut terus mereka kembangkan dan perbaharui sesuai dengan kemajuan zaman, tujuannya adalah untuk mencegah umatnya berpaling keagama lain.
2.
AGAMA HINDU
A.
Sejarah Agama
Hindu
Agama Hindu (Sanskerta: Sanātana Dharmaसनातनधर्म "Kebenaran Abadi" ), dan Vaidika-Dharma
("Pengetahuan Kebenaran") adalah sebuah agama yang berasal dari anak
benua India. Agama ini merupakan
lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme) yang merupakan kepercayaan bangsa Indo-Iran (Arya). Agama ini diperkirakan muncul antara tahun 3102 SM
sampai 1300 SM dan merupakan agama tertua di dunia yang masih bertahan hingga
kini.Agama ini merupakan agama ketiga terbesar di dunia setelah agama Kristen dan Islam dengan jumlah umat sebanyak hampir 1 miliar jiwa.Penganut agama Hindu sebagian besar terdapat di anak
benua India. Di sini terdapat sekitar
90% penganut agama ini. Agama ini pernah tersebar di Asia
Tenggara sampai kira-kira abad
ke-15, lebih tepatnya pada masa
keruntuhan Majapahit. Mulai saat itu agama ini digantikan oleh agama Islam
dan juga Kristen. Pada masa sekarang, mayoritas pemeluk agama Hindu di
Indonesia adalah masyarakat Bali, selain itu juga yang tersebar di pulau Jawa,Lombok, Kalimantan (Suku Dayak Kaharingan), Sulawesi (Toraja
dan Bugis - Sidrap).Hindu seringkali dianggap sebagai agama yang beraliran politeisme karena memuja banyak Dewa, namun tidaklah sepenuhnya demikian. Dalam agama Hindu, Dewa bukanlah Tuhan tersendiri. Menurut umat Hindu, Tuhan itu Maha Esa tiada
duanya. Dalam salah satu ajaran filsafat
Hindu, Adwaita
Wedanta menegaskan bahwa hanya
ada satu kekuatan dan menjadi sumber dari segala yang ada (Brahman), yang memanifestasikan diri-Nya kepada manusia dalam
beragam bentuk.
Dalam Agama Hindu ada lima
keyakinan dan kepercayaan yang disebut dengan Pancasradha. Pancasradha merupakan keyakinan dasar umat Hindu.
Kelima keyakinan tersebut, yakni:
- Widhi Tattwa - percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan segala aspeknya
- Atma Tattwa - percaya dengan adanya jiwa dalam setiap makhluk
- Karmaphala Tattwa - percaya dengan adanya hukum sebab-akibat dalam setiap perbuatan
- Punarbhava Tattwa - percaya dengan adanya proses kelahiran kembali (reinkarnasi)
- Moksa Tattwa - percaya bahwa kebahagiaan tertinggi merupakan tujuan akhir manusia
Agama Hindu di India, sering disebut dengan
nama Sanatana Dharma, yang berarti agama yang kekal,
atau Waidika Dharma, yang berarti agama yang berdasarkan kitab suci Weda.
Menurut para ahli, agama tersebut terbentuk dari campuran antara agama India
asli dengan agama atau kepercayaan bangsa Arya.Sebelum kedatangan bangsa Arya,
di India telah lama hidup bangsa-bangsa Dravida yang telah mencapai suatu
tingkat peradaban yang tinggi sebagaimana dibuktikan oleh penelitian-penelitian
yang dilakukan terhadap wilayah Lembah Indus. Peradaban lembah ini dalam satu
segi juga menunjukkan gambaran keagamaan yang ada pada waktu itu, yang tetap
dapat dilacak dalam agama Hindu sekarang ini.Secara garis besar seraha
perkembangan agama Hindu dapat
dibedakan menjadi tiga tahap.
Tahapan pertama sering disebut dengan zaman
Weda, yang dimulai dengan masuknya bangsa Arya di Punjab hingga munculnya agama
Buddha.Pada masa ini dikenal adanya tiga periode agama yang disebut dengan
periode tiga agama penting (tiga agama besar).Ketiga periode ini adalah periode
ketika bangsa Arya masih berada di daerah Punjab (1500-1000 S.M.).Agama dalam
periode pertama lebih dikenal sebagai agama Weda Kuno atau agama Weda
Samhita.Periode kedua ditandai oleh munculnya agama Brahmana, di mana para
pendeta sangat berkuasa dan terjadi banyak sekali perubahan dalam hidup
keagamaan (1000-750 S.M.).Perubahan tersebut lebih bersifat dari dalam agama
Weda sendiri dibanding perubahan karena penyesuaian agama Weda dengan
kepercayaan-kepercayaan yang berasal dari luar. Agama Weda pada periode kedua
ini lebih dikenal dengan nama agama Brahmana.
Periode ketiga
ditandai oleh munculnya pemikiranpemikiran kefilsafatan ketika bangsa Arya
menjadi pusat peradaban sekitar sungai Gangga (750 - 500 S.M.).Agama Weda
periode ini dikenal dengan agama Upanishad.
Tahapan kedua adalah tahapan atau zaman agama
Buddha, yang mempunyai corak yang sangat lain dari agama Weda. Zaman agama
Buddha ini diperkirakan berlangsung antara 500 S.M.-300 M. Tahapan ketiga
adalah apa yang dikenal sebagai zaman. agama Hindu, berlangsung sejak 300 M.
hingga sekarang.
B. Kitab-Kitab
Agama Hindu
Selain kitab Weda, Bhagawadgita, Upanishad, Purana dan Itihasa, agama Hindu mengenal berbagai kitab lainnya seperti
misalnya: Tantra, Jyotisha, Darsana, Salwasutra, Nitisastra, Kalpa, Chanda, dan lain-lain. Kebanyakan kitab tersebut tergolong ke
dalam kitab Smerti karena memuat ajaran astronomi, ilmu hukum, ilmu tata negara, ilmu sosial, ilmu kepemimpinan, ilmu
bangunan dan pertukangan, dan lain-lain.Kitab Tantra memuat tentang cara pemujaan masing-masing sekte dalam agama Hindu. Kitab Tantra juga mengatur tentang
pembangunan tempat suci Hindu dan peletakkan arca. Kitab Nitisastra memuat ajaran kepemimpinan dan pedoman untuk menjadi
seorang pemimpin yang baik. Kitab Jyotisha merupakan kitab yang memuat ajaran sistem astronomi tradisional Hindu. Kitab Jyotisha berisi pedoman tentang
benda langit dan peredarannya. Kitab Jyotisha digunakan untuk meramal dan
memperkirakan datangnya suatu musim.
3.
AGAMA BUDHA
A.
Sejarah Agama
Budha
Agama Buddha ialah agama dan falsafah yang berasaskan ajaran Buddha Śākyamuni (Siddhārtha Gautama) yang mungkin
lahir pada kurun ke-5 sebelum masihi. Agama Buddha menyebar ke benua India
dalam 5 kurun selepas Baginda meninggal dunia. Dalam dua ribu tahun yang
seterusnya, agama Buddha telah menyebar ke tengah, tenggara dan timur Asia. Kini, agama Buddha telah dipaparkan sebagai tiga aliran utama, iaitu Theravāda (Bahasa Sanskrit: Sthaviravāda), Mahāyāna, and Vajrayāna. Agama Buddha terus menarik orang ramai menganutnya di seluruh dunia dan
mempunyai lebih kurang 350 juta penganut. Agama Budddha dikenali sebagai salah
satu agama yang paling besar di dunia.
Seorang Buddha ialah seorang yang mendapati alam semula jadi yang benar
melalui pelajarannya yang bertahun-tahun, penyiasatan dengan pengamalan agama
pada masanya dan pertapaan. Penemuannya dikenali sebagai Bodhi atau "Pemahaman". Sesiapa yang bangun dari "Ketiduran
Kejahilan" secara langsung yang mengenali alam semula jadi nyata yang
sebenar dikenali sebagai Buddha.
B. Tahap awal agama Budha
Sebelum disebarkan di bawah perlindungan Maharaja Asoka pada abad ke-3 SM, agama Buddha kelihatannya hanya sebuah fenomena kecil saja, dan sejarah
peristiwa-peristiwa yang membentuk agama ini tidaklah banyak tercatat. Dua majlis
(sidang umum) pembentukan dikatakan pernah terjadi, meski pengetahuan kita akan
ini berdasarkan catatan-catatan daripada kemudian hari. Majlis-majlis ini berusaha
untuk menjelaskan perasmian doktrin-doktrin agama Buddha, dan perpecahan yang
menyusul dalam gerakan Buddha.
C.
Majlis Pertama Buddhisme Pertama (abad ke-5 SM)
Majlis pertama Buddha diadakan tidak lama
setelah Buddha wafat di bawah perlindungan Raja Ajatasatru dari Empayar Magadha, dan dipengerusi oleh seorang sami bernama Mahakasyapa di Rajagrha (sekarang disebut Rajgir). Tujuan majlis ini adalah untuk menetapkan kutipan-kutipan
agama Buddha (sutra (Buddha)) dan mengkodifikasikan hukum-hukum biarawan (Vinaya): Ananda, salah seorang murid utama Buddha dan saudara
sepupunya, diundang untuk menyebutkan ajaran-ajaran Buddha satu persatu, dan
Upali, seorang murid lainnya, menyebutkan hukum-hukum vinaya seingat mereka. Ini kemudian menjadi dasar hukum Pali yang telah menjadi teks rujukan dasar pada
seluruh masa sejarah agama Buddha.
D.
Majlis Kedua Buddhisme (383 SM)
Majlis kedua Buddhisme diadakan oleh Raja Kalasoka di Vaisali, mengikuti pertikaian-pertikaian antara mazhab
tradisional dan gerakan-gerakan yang lebih terbuka tafsiran mereka dan
memanggil diri mereka sendiri kaum Mahasanghika.
Mazhab-mazhab tradisional menganggap Buddha
adalah seorang manusia biasa yang
mencapai makrifat, yang juga biasa dicapai oleh para sami yang mentaati
peraturan biarawan dan mengamalkan ajaran Buddha demi mengatasi samsara dan mencapai arhat. Namun kaum Mahasanghika yang ingin memisahkan
diri, menganggap ini terlalu individualistik dan terlalu mementingkan
diri.Mereka menganggap bahawa tujuan untuk menjadi arhat tidak cukup, dan
menyatakan bahawa tujuan yang sejati adalah mencapai status Buddha penuh dan
dengan itu, membuka membuka jalan untuk faham Mahayana yang kelak
muncul.Mereka menjadi pendukung peraturan biarawan yang lebih longgar dan yang
lebih menarik bagi sebahagian besar orang biasa (itulah maknanya nama mereka
bererti kumpulan "besar" atau "majoriti").
Majlis ini berakhir dengan penolakan ajaran kaum
Mahasanghika. Mereka meninggalkan persidangan dan bertahan selama beberapa abad
di bahagian barat laut India, serta di Asia Tengah, menurut
prasasti-prasastiKharoshti yang ditemukan dekat Oxus dan bertarikh abad pertama.
E.
Metode Dakwah Agama Budha
Ø Dakwah Asoka
(+/- 260 SM)
Maharaja Asoka dari Empayar Maurya (273–232 SM) masuk agama
Buddha setelah menaklukkan wilayah Kalingga (sekarang Orissa) di India timur secara berdarah. Kerana
menyesali perbuatannya yang keji, maharaja ini lalu memutuskan untuk
meninggalkan kekerasan dan menyebarkan ajaran Buddha dengan membangun stupa-stupa dan tiang-tiang di mana ia menghimbau untuk
menghormati segala makhluk hidup dan mengajak orang-orang untuk mentaati Dharma. Asoka juga membina jalan raya dan rumah sakit, rumah persinggahan, universiti, dan sistem pengairan di seluruh negara. Baginda juga memperlakukan
sebuah orang taklukannya dengan sama, tanpa mengira agama, politik, atau kasta mereka. Sebagai tempoh ini menandai penyebaran
agama Buddha di luar India. Menurut prasasti-prasasti dan tiang-tiang yang
ditinggalkan Asoka (piagam-piagam Asoka), utusan dikirimkan ke pelbagai negara untuk
menyebarkan agama Buddha, sampai sejauh kerajaan-kerajaan Yunani di barat, terutamanya ke kerajaan Baktria-Yunani yang merupakan wilayah tetangga. Kemungkinan
besar mereka juga sampai di daerah Laut Tengah menurut
prasasti-prasasti Asoka.
Ø Majlis Ketiga
Buddhisme (+/- 250 SM)
Maharaja Asoka memulakan Majlis Buddhisme yang ketiga sekitar
tahun 250 SM di Pataliputra (sekarang Patna). Majlis ini dipimpin oleh sami Moggaliputta.
Tujuan majlis adalah untuk mendamaikan mazhab-mazhab Buddhisme yang
berbeza-beza, memurnikan gerakan Buddhisme, terutamanya dari puak-puak
oportunis yang tertarik dengan naungan-naungan diraja, dan untuk menyelia
penghantaran mubaligh-mubaligh Buddha ke
dunia yang dikenal.
Hukum Pali (Tipitaka, atau Tripitaka dalam bahasa Sanskerta, dan secara harfiah bererti "Tiga Bakul"), yang terdiri
daripada teks-teks rujukan tradisional Buddhisme dan dianggap diturunkan
langsung dari Buddha, dirasmikan penggunaannya saat itu. Tipitaka terdiri
daripada doktrin (Sutra Pitaka), peraturan biarawan (Vinaya Pitaka) dan ditambah dengan kumpulan falfasah
(Abhidharma Pitaka).Usaha-usaha Asoka untuk memurnikan
agama Buddha juga mengakibatkan pengucilan gerakan-gerakan lain yang muncul.
Terutama, setelah tahun 250 SM, kaum Sarvastidin (yang telah ditolak oleh Majlis ketiga,
menurut tradisi Theravada) dan kaum Dharmaguptaka menjadi berpengaruh di India barat laut dan
Asia Tengah, sampai masa Empayar Kushan pada abad-abad
pertama Masihi. Para pengikut Dharmaguptaka memiliki ciri khas kepercayaan
mereka bahawa Buddha berada di atas dan terpisah dari anggota komuniti Buddha
lainnya. Sedangkan kaum Sarvastivadin percaya bahawa masa lampau, masa kini dan
masa depan terjadi pada saat yang sama.Dakwah agama Buddha semasa pemerintahan Maharaja Asoka (260–218 SM)."Penaklukan Dharma telah dilaksanakan dengan berhasil,
pada perbatasan dan bahkan enam ratus yojana (6,400 kilometer) jauhnya, di mana
Raja Yunani Antiochos memerintah, di sana di mana empat raja bernama Ptolemeus,
Antigonos, Magas dan Alexander bertakhta, dan juga di sebelah selatan di antara
kaum Chola, Pandya, dan sejauh Tamraparni." (Piagam Asoka, Piagam Batu ke-13, S. Dhammika)
BAB III
PENUTUP
Ø Kesimpulan
Agama Kristen
adalah sebuah kepercayaan yang berdasar pada ajaran, hidup, sengsara, wafat dan
kebangkitan Yesus Kristus. Kata Kristen
sendiri memiliki arti "pengikut Kristus atau "pengikut Yesus".
Murid-murid Yesus Kristus untuk pertama kalinya disebut Kristen ketika mereka
berkumpul di Antiokia (Kisah Para Rasul 11: 26b).Agama ini meyakini Yesus Kristus adalah Tuhan dan Mesias, juru selamat bagi seluruh umat manusia, yang menebus manusia dari dosa.
Mereka beribadah di gereja dan Kitab Suci mereka adalah Alkitab.
Agama Hindu (Sanskerta: Sanātana Dharmaसनातनधर्म "Kebenaran Abadi" ), dan Vaidika-Dharma
("Pengetahuan Kebenaran") adalah sebuah agama yang berasal dari anak benua India. Agama ini merupakan lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme) yang merupakan kepercayaan bangsa Indo-Iran (Arya).
Agama Buddha ialah agama dan falsafah yang berasaskan ajaran Buddha Śākyamuni (Siddhārtha Gautama) yang mungkin
lahir pada kurun ke-5 sebelum masihi.
DAFTAR PUSTAKA
Ø
[1] Kamus Besar Bahasa Imdonesia. Jakarta. 2002.
[2] Franz Magnis Suseno, 1996. Konsep Penyiaran
Agama Khatolik, Makalah, IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
[3] L. Legrand, The God Who Comes, Mission in The
Bible, Quezon City, 1991, hlm. 3.
[4] Einer M. Sitompul, 1996. Penyiaran Agama
Protestan, makalah IAIN Syahid, Jakarta. Hlm.32
[5] Mathius, 28 : 18-20
[7] Alwi Syihab, Islam….Loc cit. h.39
[8]Em.
Budhiadi Henoch, Evaluasi Kekristenan, Harian Umum Pikiran Rakyat Desember 2004
baguss.....saya suka sekali dengan makalah anda........
BalasHapustapi sayangnya kurang dalil dari Al-Qur'annya....
trima kasih...