Makalah Perbandingan Dakwah Agama Kristen,Hindu dan Budha

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila: “KeTuhanan Yang Maha Esa”. Sejumlah agama di Indonesia berpengaruh secara kolektif terhadap politik, ekonomi dan budaya.Pada tahun 2010, kira-kira 85,1% dari 240.271.522 penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam, 9,2% Protestan, 3,5% Katolik, 1,8% Hindu, dan 0,4% Buddha.Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa "tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan untuk memilih dan mempraktikkan kepercayaannya" dan "menjamin semuanya akan kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya". Pemerintah, bagaimanapun, secara resmi hanya mengakui enam agama, yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Khonghucu.
Dengan banyaknya agama maupun aliran kepercayaan yang ada di Indonesia, konflik antar agama sering kali tidak terelakkan.Lebih dari itu, kepemimpinan politis Indonesia memainkan peranan penting dalam hubungan antar kelompok maupun golongan.Program transmigrasi secara tidak langsung telah menyebabkan sejumlah konflik di wilayah timur Indonesia.
B.     Rumusan Masalah
a.       Bagaimana cara beribadah agama Kristen,Hindu dan Budha?
b.      Bagaimana metode dakwah yang digunakannya?
c.       Apa tujuan dari Dakwahnya?
C.     Tujuan
a.       Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perbandingan Dakwah
b.      Mengetahui mengenai agama Kristen,Hindu dan Budha
c.       Mengetahui cara ibadahnya
d.      Mengetahui metode dakwah yang di gunakannya
BAB II
PEMBAHASAN
1.      AGAMA KRISTEN
A.    Sejarah Agama Kristen
Agama Kristen adalah sebuah kepercayaan yang berdasar pada ajaran, hidup, sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus. Kata Kristen sendiri memiliki arti "pengikut Kristus atau "pengikut Yesus". Murid-murid Yesus Kristus untuk pertama kalinya disebut Kristen ketika mereka berkumpul di Antiokia (Kisah Para Rasul 11: 26b).Agama ini meyakini Yesus Kristus adalah Tuhan dan Mesias, juru selamat bagi seluruh umat manusia, yang menebus manusia dari dosa. Mereka beribadah di gereja dan Kitab Suci mereka adalah Alkitab. Murid-murid Yesus Kristus pertama kali dipanggil Kristen di Antiokhia (Kisah Para Rasul 11: 26b).Contoh benda-benda yang digunakan umat Kristen dan Katolik untuk beribadah—Alkitab, sebuah Salib, and sebuah Rosario.
Agama Kristen termasuk salah satu dari agama Abrahamik yang berdasarkan hidup, ajaran, kematian dengan penyaliban, kebangkitan, dan kenaikan Yesus dari Nazaret ke surga, sebagaimana dijelaskan dalam Perjanjian Baru, umat Kristen meyakini bahwa Yesus adalah Mesias yang dinubuatkan dalam dari Perjanjian Lama (atau Kitab suci Yahudi). Kekristenan adalah monoteisme, yang percaya akan tiga pribadi (secara teknis dalam bahasa Yunani hypostasis) Tuhan atau Tritunggal. Tritunggal dipertegas pertama kali pada Konsili Nicea Pertama (325) yang dihimpun oleh Kaisar Romawi Konstantin I.Pemeluk agama Kristen mengimani bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juru Selamat, dan memegang ajaran yang disampaikan Yesus Kristus. Dalam kepercayaan Kristen, Yesus Kristus adalah pendiri jemaat (gereja) dan kepemimpinan gereja yang abadi (InjilMatius 16: 18-19)Umat Kristen juga percaya bahwa Yesus Kristus akan datang untuk kedua kalinya sebagai Raja dan Hakim akan dunia ini. Sebagaimana agama Yahudi, mereka menjunjung ajaran moral yang tertulis dalam Sepuluh Perintah Tuhan.


B.     Peribadahan Agama Kristen
Ø  Sakramen
Sakramen adalah ritus Agama Kristen yang menjadi perantara (menyalurkan) rahmat ilahi.Kata 'sakramen' berasal dari Bahasa Latin sacramentum yang secara harfiah berarti "menjadikan suci".Salah satu contoh penggunaan kata sacramentum adalah sebagai sebutan untuk sumpah bakti yang diikrarkan para prajurit Romawi; istilah ini kemudian digunakan oleh Gereja dalam pengertian harfiahnya dan bukan dalam pengertian sumpah tadi.
Ø  Baptisan
Baptisan merupakan sebuah ritual dan sakramen menggunakan air, yang menandakan seseorang berkomitmen menjadi seorang Kristen dan tergabung menjadi anggota Gereja.Ada gereja yang memperbolehkan baptisan dengan air yang dipercikkan (misalnya Gereja Kristen Protestan, Gereja Katolik dan Ortodoks), ada gereja yang mengharuskan baptisan dilakukan dengan diselamkan ke dalam air seperti Yesus (misalnya Gereja Pantekosta dan Karismatik).
Ø  Doa
Pengajaran Yesus tentang doa pada Khotbah di Bukit menggambarkan bahwa doa secara Kristiani hanya memakai sedikit faktor eksternal, atau tidak ada sama sekali, seperti misalnya harus menggambar simbol-simbol tertentu atau harus menyembelih hewan-hewan tertentu terlebih dahulu sebelum berdoa. Dalam doa secara Kristiani, semua perilaku-perilaku yang menekankan kepada "teknik-teknik berdoa" yang menggunakan faktor eksternal seperti yang tadi disebutkan biasanya dituduh sebagai "pagan" (paganisme, penyembahan berhala). Karena itu, dalam doa secara Kristiani, yang ditekankan adalah cukup hanya perlu percaya kepada kebaikan Tuhan ketika berdoa. Di seluruh Perjanjian Baru, penekanan terhadap kebebasan untuk datang kepada Tuhan ini pun ditekankan.Keyakinan ini harus dilihat dari sudut pandang kepercayaan Kristen terhadap hubungan yang unik antara orang percaya dengan Yesus, lewat Roh Kudus.
Agama Kristen termasuk banyak tradisi agama yang bervariasi berdasarkan budaya, dan juga kepercayaan dan aliran yang jumlahnya ribuan. Selama dua milenium, Kekristenan telah berkembang menjadi tiga cabang utama:
C.    Misionaris Agama Kristen/Metode Dakwah
Dalam agama khatolik, penyebaran agama  ( baca; ajaran agama ) dikenal dengan istilah “misi” , orangmya disebut misionaris . Misi sebenarnya makna dasarnya seperti terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia [1] adalah peruntusan yang dikirim oleh suatu negara ke negara lain, untuk suatu tugas khusus dibidang diplomatic politik, perdagangan, keseniaan dan seterusnya. Kemudian pengertiaan tersebut menyempit dengan konotasi sebagai suatu makna kegiatan menyebarkan kabar gembira  (penginjilan), dan mendirikan jemaat-jemaat setempat , yang dilakukan atas dasar pengutusan sebagai kelanjutan misi kritus (crist mission).
Menurut Franz Magnis Suseno SJ [2] yang paling esensial dalam membicarakan filosofi penyiaran agama  menurut katolik, setidaknya ada dua hal ;
Pertama, Yesus mengutus murid-muridnya kepada jamaat. Dalam semua empat unjil (Mathius, Markus, lucas, dan Yohanes)untuk sebagian memakai tradisi-tradisi yang tidak bergantung satu sama lain. Yesus yang bangkit mengutus murid-muridnya menjadi saksi kebangkitan Yesus untuk membawa manusia kepada kepercayaan .
Kedua, Khotbah-khotbah Paus Yohane s paus ll. Dalam setiap kesempatan, ajakan-ajakan paus elalu mengundang simpatik dikalangan umatnya,.Ajakan menciptakan perdamaiaan serta membebaskan manuia dari segala bentuk penjajahan sering menjadi tema sentral dalam khotbah-khotbahnya.Paus adalah rosul yang masih hidup hingga sekarang.
Nakma misi semakin berkembang dan tidak lagi sesenpit makna di atas, yaitu usaha-usaha perambatan iman. L. Legrand mengajukan beberapa pengertian mii, berikut: (1) usaha mendekati orang kafur dan membawa mereka kepada iman sejati dan Tuhan yang benar (gerak sentrifugal); (2) usaha menjadikan bangsa israel sebagai “poros” sehingga bangsa-bangsa lain dating berkunjung ke Jerusalem (gerak sentripetal); (3) Ziarah dari bangsa yang telah ditebus menuju ketanah terjanji (aspek eskatologi).[3]
Fragmentasi dan perbedaan makna misi terjadi dalam khatolik, seperti juga terjadi pada agama-agama lainnya.Perbedaan ini sangat mempengaruhi pula terhadap paradigma misi yang dibangun.
Dalam perspektif protestan sebagai agama misi seperti dikatakan Einer M. Sitompul [4] menekankan pada aspek pemberitaan dalam arti “memberitakan kabar baik” dan pusat penyuaran adalah injil (gospel) yang pada intinya adalah menyampaikan kabar baik kepada semua orang. Misi dalam pandangan protestan muncul karena merebaknya kezaliman dan penyelewengan-penyelewengan kemanusiaan. Penampakan penyelewemgan tersebut memunculkan keprihatinan-keprihatinan, penindasan social (pengangguran massa dan pelacuran), masalah ekonomi (kemiskinan dan pemutusan hubungan kerja), politik sampai penyelewengan penyembahan berhala. Misi datang untuk membenahi kembali kehidupan agar sejalan dengan kehendak Tuhan. Yesus kritus (Yesus yang diurapi) bagi kekeristenan menjadi pusat pemberitaan karena Dia adalah puncak manifestasi dari kehendak Allah .Ada pengaruh kuat jika kita berbicara model baru misi kriten. Alan Bailyis, pemuka Kristen dari gereja baptis di Inggris mengemukakan perselisihan dua kelompok dalam Kristen. Seiring proses perubahan dan pergeseran zaman, misi Kristen secara evolusi juga mengalami perubahan. Pengalihan orientasi dari kewajiban sakramen  kepada teologi yang menekankan keselamatan melalui anugrah Tihan dan Sola Scriptula (kitab suci). Misi  bagi umat Kristen adalah tugas suci (holy burden) dan great commission (perintah agung) memenuhi perintah Tuhan. “pergilah dan ciptakanlah pengikut dari segala bangsa, lakukan penahbusan kepada mereka atas nama bapak dan anak serta roh kudus”.[5]ini adalah ayat yang menjadi acuaan proses kristenisasi  dan comversi dalam paradigm lama Kristen.
Ada beberapa metode dan strategi misi Kristen yang sangat menonjol , khususnya pada akhir abad ke-19 yang oleh  Karel Antiny Steenbrink[6] disebut sebagai abad misi, cara-cara dimaksud diantaranya:
Pertama, faus operasional wilayah misi adalah wilayah yang masih “gadis” atau wilayah “pagan” yang belum dimasuki dakwah agama lain.
Kedua, adanya dukungan baik langsung maupun tidak langsung dari colonial Belanda. Perkataan Raja William I pada tahun 1810, seperti dikutip Alwi Syihab [7] yang mengeluarkan dekrit  yang mengatakan bahwa missionaries akan di utus ke Indonesia oleh pemerintah (baca perintah Hindia Belanda).
Ketiga, adanya dukungan politik maupun financial dari pemerintahan Perancis melalui misi khusus dengan berkedok “meletakkan semua agama dalam posisi yang sama”, padahal kenyataanya tidak. Hal ini memperkuat dugaan kaum muslim Indonesia pada saat itu, bahwa misi-misi Kristen adalah agen-agen colonial yang harus dimusnahkan .
Keempat, menggunakan strategi simpatik akomodatif terhadap budaya dan adat istiadat masyarakat setempat.Hal ini seperti pernah dilakukan Samuel Eliza Harthoom (1831-1883) di jawa. Ia meresapkamn nilai- nilai Kristen pada upagara slametan dan pendidikan .
Terakhir bahwa dalam melaksanakan pannggilan Yesus tersebut, mereka para misionaris  menunjukan keikhlasan yang mengagumkan. Mereka rela mengorbankan harta bahkan nyawa dan keluarga sekalipun.Mereka para penginjil pergi ke tegalan yang jauh dari perkotaan, perkampungan di kaki-kaki gunung hingga ke hutan-hutan belantara yang masih sedikit penduduknya.Begitulah seterusnya sampai misi mereka terkonsolidasi dan terorganisai secara itensif.
Harapan dan tujuan dalam proses misi  Kristen secara jelas terangkum dalam pendapat pendeta Em. Budhiadi Henoch [8] dalam evaluasi kekeristenannya yang dimuat Harian Umum di Bandung yang mengatakan bahwa ;
·         Pembinaan umat Kristen  secara vertical dan horizontal
·         Program “lumbung Yusuf” dan program kemanusiaan
·         Kesadaran untuk mengembangkan inklusifisme. Upaya-upaya menumbuhkan sikap inklusif ini dilakukan dengan cara mempelajari ajaran agama-agama lain
·         Mengintensitaskan perhatiaan kepada keluarga. Seperti pembinaan pranikah hingga mengikuti retreat pasutri  (kegiatan rohani pasangan suami istri)
·         Bimbingan hak-hak public seperti pemilu serta berusaha berpolitik hanya untuk kepentingan bangsa dan membangun negeri.
·         Melakukan kerja sama  dengan pihak pemerintah  mulai timgkat kelurahan sampai provinsi dan pusat. Gomtohnya penanaman seribu pohon, penyantunan kepada pihak-pihak yang membutuhkan, pelestariaan lingkungan, pengembangan budaya bersih dan membuat perkuburan umum.
D.    Tujuan Metode dakwah Agama Kristen

Metode dakwah para Pendeta Kristen kepada umat manusia , antara lain bertujuan untuk ;
1. Untuk kalangan umat Kristen sendiri bertujuan untuk ;

a. Memperkokoh kepercayaan umat Kristen terhadap ajaran Trinitas.
Pendeta mengajari umatnya dengan bacaan-bacaan yang terdapat di dalam Bible kemudian memperkuatnya dengan analisa-analisa ,baik dengan bukti-bukti sejarah maupun dari dengan analisa logis mereka.
b. Mencegah umat Kristen supaya jangan berpaling kepada agama lain. Apabila nubuat yang terdapat di dalam Bible kurang mencukupi atau analisa dari bukti-bukti sejarah dan daya pikir mereka kurang tepat, maka para Pendeta tersebut akan melakukan cara-cara lain untuk mengelabui umatnya. Cara yang paling umum mereka lakukan adalah dengan memberikan perbandingan antar agama, lalu mereka menyimpulkan bahwa agama Kristen adalah agama terbaik dan paling benar dari semua agama lainnya di dunia.
Untuk melakukan strategi dakwah ini, para Pendeta tidak segan-segan mencari-cari kekurangan dan kejelekkan agama lain, lalu mereka membenarkan pendapat dan analisa mereka kepada umatnya.Para Pendeta Kristen tidak merasa malu mengadopsi ayat-ayat AL Qur’an untuk membenarkan ajaran mereka, dengan cara pandang yang berbeda dari arti dan makna yang sebenarnya di dalam ayat-ayat AL Qur’an tersebut. Bahkan mereka sering melakukan pencangkokkan ayat-ayat di dalam Bible terhadap ayat-ayat Al Qur’an, sehingga menghasilkan kesimpulan baru yang sangat luar biasa untuk membenarkan agama Kristen diatas agama Islam.Metode dan strategi dakwah para pendeta Kristen tersebut terus mereka kembangkan dan perbaharui sesuai dengan kemajuan zaman, tujuannya adalah untuk mencegah umatnya berpaling keagama lain.
2.      AGAMA HINDU
A.    Sejarah Agama Hindu
Agama Hindu (Sanskerta: Sanātana Dharmaसनातनधर्म "Kebenaran Abadi" ), dan Vaidika-Dharma ("Pengetahuan Kebenaran") adalah sebuah agama yang berasal dari anak benua India. Agama ini merupakan lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme) yang merupakan kepercayaan bangsa Indo-Iran (Arya). Agama ini diperkirakan muncul antara tahun 3102 SM sampai 1300 SM dan merupakan agama tertua di dunia yang masih bertahan hingga kini.Agama ini merupakan agama ketiga terbesar di dunia setelah agama Kristen dan Islam dengan jumlah umat sebanyak hampir 1 miliar jiwa.Penganut agama Hindu sebagian besar terdapat di anak benua India. Di sini terdapat sekitar 90% penganut agama ini. Agama ini pernah tersebar di Asia Tenggara sampai kira-kira abad ke-15, lebih tepatnya pada masa keruntuhan Majapahit. Mulai saat itu agama ini digantikan oleh agama Islam dan juga Kristen. Pada masa sekarang, mayoritas pemeluk agama Hindu di Indonesia adalah masyarakat Bali, selain itu juga yang tersebar di pulau Jawa,Lombok, Kalimantan (Suku Dayak Kaharingan), Sulawesi (Toraja dan Bugis - Sidrap).Hindu seringkali dianggap sebagai agama yang beraliran politeisme karena memuja banyak Dewa, namun tidaklah sepenuhnya demikian. Dalam agama Hindu, Dewa bukanlah Tuhan tersendiri. Menurut umat Hindu, Tuhan itu Maha Esa tiada duanya. Dalam salah satu ajaran filsafat Hindu, Adwaita Wedanta menegaskan bahwa hanya ada satu kekuatan dan menjadi sumber dari segala yang ada (Brahman), yang memanifestasikan diri-Nya kepada manusia dalam beragam bentuk.
Dalam Agama Hindu ada lima keyakinan dan kepercayaan yang disebut dengan Pancasradha. Pancasradha merupakan keyakinan dasar umat Hindu. Kelima keyakinan tersebut, yakni:
  1. Widhi Tattwa - percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan segala aspeknya
  2. Atma Tattwa - percaya dengan adanya jiwa dalam setiap makhluk
  3. Karmaphala Tattwa - percaya dengan adanya hukum sebab-akibat dalam setiap perbuatan
  4. Punarbhava Tattwa - percaya dengan adanya proses kelahiran kembali (reinkarnasi)
  5. Moksa Tattwa - percaya bahwa kebahagiaan tertinggi merupakan tujuan akhir manusia
Agama Hindu di India, sering disebut dengan nama Sanatana Dharma, yang berarti agama yang kekal, atau Waidika Dharma, yang berarti agama yang berdasarkan kitab suci Weda. Menurut para ahli, agama tersebut terbentuk dari campuran antara agama India asli dengan agama atau kepercayaan bangsa Arya.Sebelum kedatangan bangsa Arya, di India telah lama hidup bangsa­-bangsa Dravida yang telah mencapai suatu tingkat peradaban yang tinggi sebagaimana dibuktikan oleh penelitian-penelitian yang dilakukan terhadap wilayah Lembah Indus. Peradaban lembah ini dalam satu segi juga menunjukkan gambaran keagamaan yang ada pada waktu itu, yang tetap dapat dilacak dalam agama Hindu sekarang ini.Secara garis besar seraha perkembangan agama Hindu dapat dibedakan menjadi tiga tahap.
Tahapan pertama sering disebut dengan zaman Weda, yang dimulai dengan masuknya bangsa Arya di Punjab hingga munculnya agama Buddha.Pada masa ini dikenal adanya tiga periode agama yang disebut dengan periode tiga agama penting (tiga agama besar).Ketiga periode ini adalah periode ketika bangsa Arya masih berada di daerah Punjab (1500-1000 S.M.).Agama dalam periode pertama lebih dikenal sebagai agama Weda Kuno atau agama Weda Samhita.Periode kedua ditandai oleh munculnya agama Brahmana, di mana para pendeta sangat berkuasa dan terjadi banyak sekali perubahan dalam hidup keagamaan (1000-750 S.M.).Perubahan tersebut lebih bersifat dari dalam agama Weda sendiri dibanding perubahan karena penyesuaian agama Weda dengan kepercayaan-kepercayaan yang berasal dari luar. Agama Weda pada periode kedua ini lebih dikenal dengan nama agama Brahmana.
Periode ketiga ditandai oleh munculnya pemikiran­pemikiran kefilsafatan ketika bangsa Arya menjadi pusat peradaban sekitar sungai Gangga (750 - 500 S.M.).Agama Weda periode ini dikenal dengan agama Upanishad.
Tahapan kedua adalah tahapan atau zaman agama Buddha, yang mempunyai corak yang sangat lain dari agama Weda. Zaman agama Buddha ini diperkirakan berlangsung antara 500 S.M.-300 M. Tahapan ketiga adalah apa yang dikenal sebagai zaman. agama Hindu, berlangsung sejak 300 M. hingga sekarang.
B.     Kitab-Kitab Agama Hindu
Selain kitab Weda, Bhagawadgita, Upanishad, Purana dan Itihasa, agama Hindu mengenal berbagai kitab lainnya seperti misalnya: Tantra, Jyotisha, Darsana, Salwasutra, Nitisastra, Kalpa, Chanda, dan lain-lain. Kebanyakan kitab tersebut tergolong ke dalam kitab Smerti karena memuat ajaran astronomi, ilmu hukum, ilmu tata negara, ilmu sosial, ilmu kepemimpinan, ilmu bangunan dan pertukangan, dan lain-lain.Kitab Tantra memuat tentang cara pemujaan masing-masing sekte dalam agama Hindu. Kitab Tantra juga mengatur tentang pembangunan tempat suci Hindu dan peletakkan arca. Kitab Nitisastra memuat ajaran kepemimpinan dan pedoman untuk menjadi seorang pemimpin yang baik. Kitab Jyotisha merupakan kitab yang memuat ajaran sistem astronomi tradisional Hindu. Kitab Jyotisha berisi pedoman tentang benda langit dan peredarannya. Kitab Jyotisha digunakan untuk meramal dan memperkirakan datangnya suatu musim.
3.      AGAMA BUDHA
A.    Sejarah Agama Budha
Agama Buddha ialah agama dan falsafah yang berasaskan ajaran Buddha Śākyamuni (Siddhārtha Gautama) yang mungkin lahir pada kurun ke-5 sebelum masihi. Agama Buddha menyebar ke benua India dalam 5 kurun selepas Baginda meninggal dunia. Dalam dua ribu tahun yang seterusnya, agama Buddha telah menyebar ke tengah, tenggara dan timur Asia. Kini, agama Buddha telah dipaparkan sebagai tiga aliran utama, iaitu Theravāda (Bahasa Sanskrit: Sthaviravāda), Mahāyāna, and Vajrayāna. Agama Buddha terus menarik orang ramai menganutnya di seluruh dunia dan mempunyai lebih kurang 350 juta penganut. Agama Budddha dikenali sebagai salah satu agama yang paling besar di dunia.
Seorang Buddha ialah seorang yang mendapati alam semula jadi yang benar melalui pelajarannya yang bertahun-tahun, penyiasatan dengan pengamalan agama pada masanya dan pertapaan. Penemuannya dikenali sebagai Bodhi atau "Pemahaman". Sesiapa yang bangun dari "Ketiduran Kejahilan" secara langsung yang mengenali alam semula jadi nyata yang sebenar dikenali sebagai Buddha.
B.     Tahap awal agama Budha
Sebelum disebarkan di bawah perlindungan Maharaja Asoka pada abad ke-3 SM, agama Buddha kelihatannya hanya sebuah fenomena kecil saja, dan sejarah peristiwa-peristiwa yang membentuk agama ini tidaklah banyak tercatat. Dua majlis (sidang umum) pembentukan dikatakan pernah terjadi, meski pengetahuan kita akan ini berdasarkan catatan-catatan daripada kemudian hari. Majlis-majlis ini berusaha untuk menjelaskan perasmian doktrin-doktrin agama Buddha, dan perpecahan yang menyusul dalam gerakan Buddha.
C.    Majlis Pertama Buddhisme Pertama (abad ke-5 SM)
Majlis pertama Buddha diadakan tidak lama setelah Buddha wafat di bawah perlindungan Raja Ajatasatru dari Empayar Magadha, dan dipengerusi oleh seorang sami bernama Mahakasyapa di Rajagrha (sekarang disebut Rajgir). Tujuan majlis ini adalah untuk menetapkan kutipan-kutipan agama Buddha (sutra (Buddha)) dan mengkodifikasikan hukum-hukum biarawan (Vinaya): Ananda, salah seorang murid utama Buddha dan saudara sepupunya, diundang untuk menyebutkan ajaran-ajaran Buddha satu persatu, dan Upali, seorang murid lainnya, menyebutkan hukum-hukum vinaya seingat mereka. Ini kemudian menjadi dasar hukum Pali yang telah menjadi teks rujukan dasar pada seluruh masa sejarah agama Buddha.




D.    Majlis Kedua Buddhisme (383 SM)
Majlis kedua Buddhisme diadakan oleh Raja Kalasoka di Vaisali, mengikuti pertikaian-pertikaian antara mazhab tradisional dan gerakan-gerakan yang lebih terbuka tafsiran mereka dan memanggil diri mereka sendiri kaum Mahasanghika.
Mazhab-mazhab tradisional menganggap Buddha adalah seorang manusia biasa yang mencapai makrifat, yang juga biasa dicapai oleh para sami yang mentaati peraturan biarawan dan mengamalkan ajaran Buddha demi mengatasi samsara dan mencapai arhat. Namun kaum Mahasanghika yang ingin memisahkan diri, menganggap ini terlalu individualistik dan terlalu mementingkan diri.Mereka menganggap bahawa tujuan untuk menjadi arhat tidak cukup, dan menyatakan bahawa tujuan yang sejati adalah mencapai status Buddha penuh dan dengan itu, membuka membuka jalan untuk faham Mahayana yang kelak muncul.Mereka menjadi pendukung peraturan biarawan yang lebih longgar dan yang lebih menarik bagi sebahagian besar orang biasa (itulah maknanya nama mereka bererti kumpulan "besar" atau "majoriti").
Majlis ini berakhir dengan penolakan ajaran kaum Mahasanghika. Mereka meninggalkan persidangan dan bertahan selama beberapa abad di bahagian barat laut India, serta di Asia Tengah, menurut prasasti-prasastiKharoshti yang ditemukan dekat Oxus dan bertarikh abad pertama.
E.     Metode Dakwah Agama Budha
Ø  Dakwah Asoka (+/- 260 SM)
Maharaja Asoka dari Empayar Maurya (273232 SM) masuk agama Buddha setelah menaklukkan wilayah Kalingga (sekarang Orissa) di India timur secara berdarah. Kerana menyesali perbuatannya yang keji, maharaja ini lalu memutuskan untuk meninggalkan kekerasan dan menyebarkan ajaran Buddha dengan membangun stupa-stupa dan tiang-tiang di mana ia menghimbau untuk menghormati segala makhluk hidup dan mengajak orang-orang untuk mentaati Dharma. Asoka juga membina jalan raya dan rumah sakit, rumah persinggahan, universiti, dan sistem pengairan di seluruh negara. Baginda juga memperlakukan sebuah orang taklukannya dengan sama, tanpa mengira agama, politik, atau kasta mereka. Sebagai tempoh ini menandai penyebaran agama Buddha di luar India. Menurut prasasti-prasasti dan tiang-tiang yang ditinggalkan Asoka (piagam-piagam Asoka), utusan dikirimkan ke pelbagai negara untuk menyebarkan agama Buddha, sampai sejauh kerajaan-kerajaan Yunani di barat, terutamanya ke kerajaan Baktria-Yunani yang merupakan wilayah tetangga. Kemungkinan besar mereka juga sampai di daerah Laut Tengah menurut prasasti-prasasti Asoka.
Ø  Majlis Ketiga Buddhisme (+/- 250 SM)
Maharaja Asoka memulakan Majlis Buddhisme yang ketiga sekitar tahun 250 SM di Pataliputra (sekarang Patna). Majlis ini dipimpin oleh sami Moggaliputta. Tujuan majlis adalah untuk mendamaikan mazhab-mazhab Buddhisme yang berbeza-beza, memurnikan gerakan Buddhisme, terutamanya dari puak-puak oportunis yang tertarik dengan naungan-naungan diraja, dan untuk menyelia penghantaran mubaligh-mubaligh Buddha ke dunia yang dikenal.
Hukum Pali (Tipitaka, atau Tripitaka dalam bahasa Sanskerta, dan secara harfiah bererti "Tiga Bakul"), yang terdiri daripada teks-teks rujukan tradisional Buddhisme dan dianggap diturunkan langsung dari Buddha, dirasmikan penggunaannya saat itu. Tipitaka terdiri daripada doktrin (Sutra Pitaka), peraturan biarawan (Vinaya Pitaka) dan ditambah dengan kumpulan falfasah (Abhidharma Pitaka).Usaha-usaha Asoka untuk memurnikan agama Buddha juga mengakibatkan pengucilan gerakan-gerakan lain yang muncul. Terutama, setelah tahun 250 SM, kaum Sarvastidin (yang telah ditolak oleh Majlis ketiga, menurut tradisi Theravada) dan kaum Dharmaguptaka menjadi berpengaruh di India barat laut dan Asia Tengah, sampai masa Empayar Kushan pada abad-abad pertama Masihi. Para pengikut Dharmaguptaka memiliki ciri khas kepercayaan mereka bahawa Buddha berada di atas dan terpisah dari anggota komuniti Buddha lainnya. Sedangkan kaum Sarvastivadin percaya bahawa masa lampau, masa kini dan masa depan terjadi pada saat yang sama.Dakwah agama Buddha semasa pemerintahan Maharaja Asoka (260218 SM)."Penaklukan Dharma telah dilaksanakan dengan berhasil, pada perbatasan dan bahkan enam ratus yojana (6,400 kilometer) jauhnya, di mana Raja Yunani Antiochos memerintah, di sana di mana empat raja bernama Ptolemeus, Antigonos, Magas dan Alexander bertakhta, dan juga di sebelah selatan di antara kaum Chola, Pandya, dan sejauh Tamraparni." (Piagam Asoka, Piagam Batu ke-13, S. Dhammika)
BAB III
PENUTUP
Ø  Kesimpulan
Agama Kristen adalah sebuah kepercayaan yang berdasar pada ajaran, hidup, sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus. Kata Kristen sendiri memiliki arti "pengikut Kristus atau "pengikut Yesus". Murid-murid Yesus Kristus untuk pertama kalinya disebut Kristen ketika mereka berkumpul di Antiokia (Kisah Para Rasul 11: 26b).Agama ini meyakini Yesus Kristus adalah Tuhan dan Mesias, juru selamat bagi seluruh umat manusia, yang menebus manusia dari dosa. Mereka beribadah di gereja dan Kitab Suci mereka adalah Alkitab.
Agama Hindu (Sanskerta: Sanātana Dharmaसनातनधर्म "Kebenaran Abadi" ), dan Vaidika-Dharma ("Pengetahuan Kebenaran") adalah sebuah agama yang berasal dari anak benua India. Agama ini merupakan lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme) yang merupakan kepercayaan bangsa Indo-Iran (Arya).
Agama Buddha ialah agama dan falsafah yang berasaskan ajaran Buddha Śākyamuni (Siddhārtha Gautama) yang mungkin lahir pada kurun ke-5 sebelum masihi.








DAFTAR PUSTAKA
Ø   


[1]  Kamus Besar Bahasa Imdonesia. Jakarta. 2002.
[2]  Franz Magnis Suseno, 1996. Konsep Penyiaran Agama Khatolik, Makalah, IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
[3]  L. Legrand, The God Who Comes, Mission in The Bible, Quezon City, 1991, hlm. 3.
[4]  Einer M. Sitompul, 1996. Penyiaran Agama Protestan, makalah IAIN Syahid, Jakarta. Hlm.32
[5]  Mathius, 28 : 18-20
[6]  Karel A.  Steenbrink, kawan dan Lawan dalam pertikaian, Bandung, Mizan, h.143
[7]  Alwi Syihab, Islam….Loc cit. h.39
[8]Em. Budhiadi Henoch, Evaluasi Kekristenan, Harian Umum Pikiran Rakyat Desember 2004

Komentar

  1. baguss.....saya suka sekali dengan makalah anda........
    tapi sayangnya kurang dalil dari Al-Qur'annya....
    trima kasih...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekilas Perjalanan Pendidikan Dasar Wanadri

Materi Psikologi Sosial MOTIF

TAHUN PERTAMA KAMI SEBAGAI ANGKATAN TOPAN RIMBA & PUSPA RAWA (DIES #1)