Makalah "MASA 3 KERAJAAN TERBESAR" (Kerajaan Usmani,Mughal,Syafawi)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Runtuhnya khalifah
Abbasiyah di Baghdad serangan tentara Mongol, kekuatan politik Islam mengalami
kemunduran secara drastis. Wilyah kekukasaannya tercabik-cabik dalam beberapa
kerajaan kecil yang satu sama lain bahkan Saling memerangai. Beberapa
peninggalan budaya dan peradaban Islam banyak yang hancur akibat serangan
bangsa Mongol itu.
Keadaan politik umat
Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali setelah muncul dan
berkembangnya tiga kerajaan besar, yakni : Usmani di Turki, Mughal di India,
dan Syafawi di Persia. Kerajaan Usmani, disamping yang pertama berdiri, juga
yang terbesar dan paling lama bertahan dibanding dua kerajaan lainnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah tentang Kerajaan Usmani?
2. Bagaimana sejarah tentang Kerajaan Mughal?
3. Bagaimana sejarah tentang Kerajaan Syafawi?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah tentang Kerajaan Usmani
2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah tentang Kerajaan Mughal
3. Untuk mengetahui bagaimana sejarah tentang Kerajaan Syafawi
BAB II
PEMBAHASAN
MASA TIGA KERAJAAN BESAR (1500 – 1800 M)
A. KERAJAAN USMANI
1. Asal-usul Dinasti Usmani
Awal mula adanya dinasti Usmani yakni suku bangsa pengembara Qoyigh Oghuz,
salah satu anak suku Turki yang mendiami sebelah barat gurun Gobi, yang
dipimpin oleh Sulaiman. Dibawah tekanan mongol pada abad ke 13 M, mereka
melarikan diri kedaerah barat dan mencari tempat tinggal pengungsian di
tengah-tengah saudara mereka, orang-orang turki seljuk di dataran tinggi tinggi
Asia kecil.[1]Tatkala Dinasti Saljuk
berperang melawan Romawi Timur (Bizantium), Ertogrol ibn Sulaiman membantunya sehingga
Dinasti Saljuk mengalami kemenangan.[2] Atas jasa baik
itu, Sultan Alaudin II (Sultan Dinasti Saljuk saat itu) menghadiahkan sebidang
tanah di Asia kecil yang berbatasan dengan Bizantium. Sejak itu mereka terus
membina wilayah barunya dan memilih kota Syukud sebagai ibukota.[3]
Ertoghrol meninggal
dunia tahun 1289 M. Kepemimpinannya dilanjutkan oleh Usman, putranya. Usman
memerintah antara tahun 1290 – 1326 M. Sebagaimana ayahnya, ia banyak berjasa
kepada Sultan Alaudin II dengan keberhasilannya menduduki benteng-benteng
Bizantium yang berdekatan dengan kota Broessa.
Pada tahun 1300 M, bangsa Mongol menyerang kerajaan Saljuk dan Sultan
Alaudin terbunuh. Kerajaan Saljuk Rum ini kemudian terpecah-pecah dalam
beberapa kerajaan kecil. Usman-pun menyatakan kemerdekannya dan berkuasa penuh
atas daerah yang didudukinya. Sejak itulah kerajaan Usmani dinyatakan berdiri.
Penguasa pertamanya adalah Usman yang disebut Usman I.[4]
Dinasti Usmani berkuasa kurang lebih selama tujuh abad. Adapun
sultan-sultannya adalah sebagai berikut :[5]
No.
|
Nama
|
Lahir /
Meninggal
|
Tahun
Memerintah
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
|
Usman I
Orkhan
Murad I
Bayazid I
Muhammad I
Murad II
Muhammad II
Bayazid II
Salim I
Sulaiman I
Salim II
Murad III
Muhammad III
Ahmad I
Mustafa I
Usman II
Mustafa I
Murad IV
Ibrahim
Muhammad IV
Sulaiman II
Ahmad II
Mustafa II
Ahmad III
Mahmud I
Usman III
Mustafa III
Abdul Hamid I
Salim III
Mustafa IV
Mahmud II
Abdul Majid
Abdul Aziz
Abdul Hamid II
Muhammad V Muhammad
VI
|
1258 – 1323/1324
1288 – 1359
1326 – Juni 1389
1360 – 8 Maret 1403
1379/1389 – 26 Mei
1403
1403/1404 – 3 Feb
1451
30 Mar 1432 – 3 Mei 1481
1447/1448 – 26 Mei
1512
1466/1467 – 22 Sep
1520
6 Nop1494 – 5 Sept
1566
30 Mei 1524 – 13 Des
1574
4 Juli 1546 – 14 Jan
1595
26 Mei 1566 – 22 Des
1617
18 Apr 1590 – 22 Nop
1617
1592 – 20 Jan 1639
3 Nov 1604 – 20 Mei
1622
1592 – 20 Jan 1639
27 Juli 1612 – 9 Feb
1640
4 Nov 1615 – 18 Agust
1648
2 Jan 1642 – 6 Jan
1693
15 Apr 1642 – 23 Jun
1691
1 Agust 1642 – 8 Feb
1693
5 Juni 1664 – 29 Des
1703
12 Des 1673 – Juni
1737
2 Agust 1696 – 14 Des
1754
2 Jan 1699 – 30 Okt
1757
28 Jan 1717 – 21 Jan
1774
20 Mar 1725 – 7 Apr
1789
24 Des 1761 – 29 Juli
1808
8 Sep 1774 – 16 Nov
1808
20 Juli 1785 – 1 Juli
1839
23 Apr 1823 – 24 Juni
1861
9 Feb 1830 – 4 Juni
1874
22 Sept 1842 – 10 Feb
1918
3 Nov 1844 – 2 Juli
1918
2 Feb 1861 – 15 Mei
1926
|
1300 – 1326
1326 – 1359
1359 – 1389
1389 – 1403
1402 – 1421
1421 – 1451
1451 – 1481
1481 – 1512
1512 – 1520
1520 – 1566
1566 – 1574
1574 – 1595
1595 – 1603
1603 – 1617
1617 – 1618
1618 – 1622
1622 – 1623
1623 – 1640
1640 – 1648
1648 – 1687
1687 – 1691
1691 – 1695
1695 – 1703
1703 – 1730
1730 – 1754
1754 – 1757
1757 – 1773
1773 – 1789
1789 – 1807
1807 – 1808
1808 – 1839
1839 – 1861
1861 – 1876
1876 – 1909
1909 – 1918
1918 – 1823
|
2. Perluasan Wilayah
Pada saat masa kepemimpan Usman I, Ia mengumumkan diri sebagai Padisyah
Al Usman(raja besar keluarga Usman) tahun 699 H (1300 M), setapak demi
setapak wilayah kerajaan dapat diperluasnya. Ia menyerang daerah perbatasan
Binzatium dan menaklukan kota Broessa tahun 1317 M, lalu dijadikan sebagai
ibukota kerajaan pada tahun 1326 M.
Pada massa Orkhan, pembentukan pasukan tangguh/pasukan baru yang dikenal
Inkhisyariyah (Janissary). Pasukan Inkhisyariyah adalah tentara Dinasti Usmani
yang terdiri dari bangsa Georgia dan Armeria yang baru masuk Islam. Pada masa
Orkhan, ia berhasil menaklukan Izmi (Asia kecil), san Ankara dan Galipoli
(daerah dibagian benua Eropa yang pertama kali di duduki kerajaan Usmani).[6]
Ketika Murod I, pengganti
Orkhan berkuasa (761 H/1359 M – 789H/1389 M), selain memantapkan keamanan dalam
negeri, ia melakukan perluasan daerah ke benua Eropa. Ia menaklukkan
Andrianopel (kemudian dijadikan ibukota kerajaan yang baru), Macedona, Sopia,
Saloia dan seluruh wilayah utara Yunani. Merasa cemas terhadap ekspansi
kerajaan Usmani tersebut, Paus mengobarkan semangat perang. Pasukan Eropa yang
dipimpin Sijisman Raja Horgaria disiapkan, namun Sultan Bayazid I (1389 –
1043M) pengganti Murad I, dapat menghancurkan pasukan sekutu Kristen Eropa
tersebut.5
Pada tahun 1402,
Dinasti Usmani di bawah pemerintahan Bayazid I digempur oleh pasukan Timur Lenk
(Penguasa Mongol) yang jumlahnya tidak kurang dari 800.000.- orang, sementara
pasukan Bayazid I 120.000,- orang. Dalam pertempuran itu Bayazid kalah dan
ditawan bersama putranya Musa, kemudian tewas dalam penjara berikut sejumlah
besar pasukannya. Akibat kekalahan itu wilayah Usmani hampir seluruhnya jatuh
ke tangan Timur Lenk. Kekalahan tersebut menyebabkan perpecahan diantara
putra-putra Bayazid I untuk merebutkan kekuasaan (Muhammad I/Elebi, Isa,
Sulaiman). Muhammad I mencoba keras membangaun kekuatan kembali. Usahanya
ialah untuk mengembalikan kekuasaan yang hilang selama pendudukan Timur Lenk.
Tahun 1421 Muhammad I digantikan oleh Murad II. Ekspansi pada masa Murad II
diteruskan sampai ke wilayah Venesia, Salonika dan Horgaria. Pemerintahan
berlanjut pada kepemimpinan Muhammad II, pada masa inilah puncak ekspansi
terjadi, sehingga Muhammad II dikenal dengan gelar al-Fatih (Sang
Penakluk). Kota penting yang ditaklukkan adalah Constatinopel (1453) ibukota
Romawi Timur, yang namanya diubah menjadi Istanbul (Tahta Islam). Hal ini
menyebabkan mudahnya tentara Usmani menaklukkan wilayah Serbia, Albaria, dan
Horgania.
1. Kemampuan orang-orang Turki dalam strategi perang terkombinasi dengan
cita-cita memperoleh ghonimah (harta rampasan perang).
2. Sifat dan karakter orang Turki yang selalu ingin maju dan tidak pernah diam
serta gaya hidupnya yang sederhana
3. Semangat jihad dan ingin mengembangkan Islam
4. Letak Istanbul yang sangat strategis sebagai ibukota kerajaan
5. Kondisi kerajaan-kerajaan disekitarnya yang kacau
3. Hasil Peradaban
Bidang Militer dan Pemerintahan
1)
Kekuatan militer yang kuat dengan terbentuknya pasukan Inkisyariyah pada masa
pemerintahan Orkhan, kelompok militer Thaujiah yaitu tentara kaum Feodal yang
dikirim kepada pemerintah pusat. Angkatan laut-pun dibentuk karena punya
peranan besar dalam perjalanan ekspansi Turki Usmani.
2)
Dalam mengelola wilayah yang luas, sultan-sultan Turki Usmani senantiasa
bertindak tegas. Dalam struktur pemerintahan, sultan sebagai penguasa
tertinggi, dibantu oleh Shadr al-Azm (Perdana menteri) yang membawahi pasya
(Guberbur). Di bawahnya terdapat beberapa oarang al-Zanaziq/al-Alawiyah
(Bupati).
Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya
1) Dalam bidang intelektual Islam kita
tidak menemukan ilmuwan terkemuka dari Turki Usmani, karena mereka lebih
mementingkan bidang kemiliteran. Namun demikian mereka banyak berkiprah dalam
pengembangan seni arsitektur Islam berupa bangunan-bangunan masjid yang indah
seperti Masjid al-Muhammadi (Masjid Jami’ Sultan Muhammad al-Fatih), Masjid
Agung Sulaiman dan Masjid Abi Ayyub al-Anshari. Aya Sophia merupakan masjid
yang terkenal karena keindahan kaligrafinya yang asalnya adalah gereja kristen.[8]
2) Dalam bidang pendidikan, dinasti Usmani
mengantarkan pada pengorganisasian sebuah sistem pendidikan madrasah yang
tersebar luas. Madrasah Usmani pertama didirikan di Izmir (1331) dengan
mendatangkan Ulama dari Iran dan Mesir dibeberapa wilayah teritorial yang baru.
Madrasah tingkat terendah mengajarkan nahwu (tata bahasa Arab) dan Sharaf
(Sintaksis), Manthiq (Logika), Teologi, astronomi, Geometri, dan Retorika.
Perguruan tingkatan tertinggi mengajarkan Hukum dan Teologi.[9]
Bidang keagamaan
Agama mempunyai peranan
penting dalam tradisi masyarakat turki, dalam pemerintahanpun kerajaan sangat
terikat dengan syariat. Beberapa kemajuan di bidang keagamaan turki usmani
yakni :
1)
Ulama juga berperan penting di bidang pemerintahan dan politik serta perluasan
wilayah kekuasaan. Islam di benua Eropa.
2) Berkembangnya tarekat islam yang banyak di
ikuti oleh masyarakt sipil serta militer.[10]
B. KERAJAAN SYAFAWI
1. Asal-usul Kerajaan Syafawi
Kerajaan Syafawi berdiri sejak 1503-1722 M.[11] Kerajaan Syafawi
berasal dari sebuah gerakan tarekat yang berdiri di Ardabil sebuah kota di
Azerbaijan, tarekat ini beraliran Syiah yang taat dari keturunan imam
ketujuhnya, yaitu Musa al-Kazim. Tarekat ini diberi nama tarekat Syafawiyah,
didirikan pada waktu yang hampir bersamaan dengan kerajaan Usmani. Nama
Syafawiyah diambil dari nama pendirinya, Syafi al-Din[12] (1252-1334) dan
nama Syafawi itu terus dipertahankan sampai tarekat ini menjadi gerakan
politik. Bahkan nama itu terus dilestarikan setelah gerakan ini berhasil
mendirikan kerajaan.[13] Berikut silsilah
raja-raja kerajaan Syafawi:[14]
Safi al-Din (1252-1334
M)
↓
Sadar al-Din Musa (1334-1339
M)
↓
Khawaja Ali (1339-1427
M)
↓
Ibrahim (1427-1447 M)
↓
Juneid (1447-1460 M)
↓
Haidar (1460-1494 M)
↓
Ali (1494-1501 M)
↓
(1)
(2)
(3)
(4)
Ismail I
Tahmasp
I
Ismail II
Muhammad Khudabanda
(1501-1524
(1524-1576 M)
(1576-1577 M)
(1577-1588 M)
↓
(5)
(6)
(7)
(8)
Abas
I
Syafi
Mirza
Abbas II
Sulaiman
(1588-1628
M) (1628-1642
M) (1642-1667
M) (1667-1694
M)
↓
(9)
(10)
(11)
Husein
Tahmasp
II
Abbas III
(1694-1722
M)
(1722-1732
M)
(1732-1736
M)
Dinasti syafawi mengalami perkembangan politik konrit pada masa
kepemimpinan Juneid (1447-1460 M) kemudian dinasti syafawi meperluas gerakannya
dengan menambahakan kegiatan politik pada kegiatan keagamaan, sehingga
perluasan kegiatan ini menimbulakn konflik antara Juneid dengan penguasa koro
koyunlu (domba hitam) yakni salah satu pemimpin suku turki yang berkuasa di
wilayah itu. Dalam konflik tersebut Juneid kalah saingan kemudian diasingkan
kesuatu tempat.
Ditempat pengasingan Juneid mendapat perlidungan dari penguasa Dyar Bakr,
Ak-koyunlu (Domba Putih), juga suku turki. Haidar tinggal di Istana yakni Uzun
Hasan yang pada saat itu menguasai sebagian Persia.[15]
Dalam pengasingan Juneid tidak tingggal diam malah ia mampu menghimpun
kekuatan politik dengan Uzun Hasan. Juneid menikah dengan salah satu putri dari
Uzun Hasan. Pada tahun 1460 M, Juneid terbunuh dalam peperangan merebut
wilayah Sircassia namun tentaranya dihadang oleh tentara Sirwan.[16] Ketika Juneid
dibunuh anak Junedi bernama Haidar masih kecil dan dalam asuhan Uzun Hasan.
Hubungan Haidar dengan Uzun Hasan semakin erat saat Haidar menikahi putri Uzun
Hasan secara Resmi dinasti Syafawi diserahkan pada Haidar pada tahun 1470 M.
Dari perkawinan ini lahirlah Ali sebagai pengganti Haidar sebelum adiknya
Ismail yang kemudian secara resmi menjadi pendiri Kerajaan Syafawi di
Persia.[17]
2. Perluasan Wilayah
Di bawah pimpinan Ismail, pada tahun 1501 M, pasukan Qizilbash(Baret Merah)
menyerang dan mengalahkan Ak-Koyunlu di Sharur, dekat bnakhchiran. Pasukan ini
terus berusaha memasuki dan menakhlukkan Tabriz, Ibu Kota Ak-Koyunlu dan
berhasil merebut serta mendudukinya. Di kota ini Ismail memproklamasikan
dirinya sebagai raja pertama Dinasti Syafawi. Ia disebut juga Ismail I.
Ismail I berkuasa sekitar 23 tahun (1501-1524). Pada sepuluh tahun pertama
ia berhasil memperluas wilayah kekuasaannya. Ia dapat menghancurkan sisa-sisa
kekuasaan Ak-Koyunlu di Hamadan (1503 M), menguasai propinsi kaspia di
Nazandaran, Gurgan dan Yazd (1505-1507M) Baghdad dan daerah barat daya Persia
(1508 M), Sirwan (1509 M), dan Khurasan (1510 M). Hanya dalam waktu sepuluh
tahun itu wilayah kekuasaannya sudah meliputi seluruh Persia dan bagian timur
Bulan Sabit Subur (Fortile Crescent).
3. Hasil Peradaban
Bidang Ekonomi
Stabilitas politik
kerajaan Syafawi pada masa Abbas I ternyata telah memacu perkembangan
perekonomian Syafawi, lebih-lebih setelah kepulauan Hurmuz dikuasai dan
pelabuhan Gumrun diubah menjadi Bandara Abbas. Di samping sektor perdagangan,
kerajaan Syafawi juga mengalami kemajuan di sekitar pertanian terutama di
daerah Bulan Sabit Subur.
Bidang Ilmu Pengetahuan
Dalam sejarah Islam
bangsa Persia di kenal sebagai bangsa yang beradaban tinggi dan berjasa
megembangkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu tidak mengherankan apabila pada
masa kerajaan Syafawi tradisi keilmuan ini terus berlanjut. Ada beberapa
ilmuwan yang selalu hadir di majlis Istora:
1)
Baha al-Din al-Syerazi generalis ilmu pengetahuan
2)
Sadr al-Din al-Syerazi seoranga filosof
3)
Muhammad Baqir ibn Muhammad Damad seorang filsof, ahli sejarah, teolog, dan
seorang yang pernah mengadakan observasi mengenai kehidupan lebah-lebah.
Bidang pembangunan Fisik dan Seni
Pada bidang pembangunan
fisik yakni dibangunnya Isfahan sebagai ibukota kerajaan menjadi kota yang
sangat indah dengan taman-taman wisata yang sangat menarik. Ketika Abbas I
wafat, di Isfahan terdapat 162 Masjid, 48 Akademi, 1802 Penginapan, dan 273
Pemandian umum. Pada bidang seni, kemajuan nampak begitu terlihat dalam gaya
arsitektur bangunan-bangunannya, seperti terlihat pada Masjid Syah (1611 M),
dan Masjid Syaikh Lutf Allah (1603 M).19
C. KERAJAAN MUGHAL
1. Asal-usul Kerajaan Mughal
Kerajaan Mughal didirikan oleh Zahirudin Babur (1526 – 1530 M). Secara
Geneologis Babur merupakan cucu Timur Lenk (dari pihak ayah) dan keturunan
Jengis Khan (dari pihak ibu). Ekspansinya ke India dimulai dengan menundukkan
penguasa setempat yaitu Ibrahim Lodi dengan bantuan Alam Khan (paman Lodi) dan
gubernurLahore. Tahun 1525 M ia berhasil menguasai punjab dan meneruskannya ke
Delhi tahun 1526 M. Sejak saat itu babur dapat menguasai India dan mendirikan
dinasti Mughal yang beribukota di Delhi.[18] Kerajaan Mughal
mulai berkuasa sejak 1526 sampai 1707 M. kerajaan ini memiliki sultan-sultan
yang besar dan terkenal pada abad ke-17 yaitu Akbar (1556 – 1606 M), Jengahir
(1605 –1627 M), dengan permaisurinya Nur Janah, Syah jehan (1628 – 1658 M), dan
Aurengzeb (1659 – 1707 M).
2. Perluasan Wilayah
Penguasa Mughal setelah Babur adalah Nashirudin Humayun atau lebih dikenal
dengan Humayun (1530 – 1540 dan 1555 – 1556 M), putranya sendiri. Sepanjang
pemerintahannya kondisi negera tidak stabil, karena banyak terjdi perlawanan
dari musuh-musuhnya. Kekuasaan Humayun dilanjutkan oleh anaknya, Akbar Khan.
Gelarnya Sultan Abdul Fath Jalaludin Akbar Khan. Sewaktu naik tahta berumur 5
tahun dan memerintah India selama 50 tahun (1556 – 1605 M). Karena usianya
masih muda, pemerintahan diserahkan kepada Bairam Khan. Masa pemerintahan Akbar
penuh dengan ekspansi, sehingga wilayah dinasti Mughal semakin luas.
Daerah-daerah yang berhasil ditaklukkan adalah Chundar, Ghand, Khashmir,
Chitar, Behar, Gujarat, Orissa, Deccan, Gawilganj, Ahmad Nagar dan Ashgar.
Penguasa Mughal ketiga
adalah Jahangir, putra Akbar (1605 –1628 M). Jahangir adalah penganut Ahlussunnah
Wal Jama’ah, sehingga Din –i-Ilahi yang dibentuk ayahnya menjadi hilang
pengaruhnya. Pemerintahan Jahangir juga diwarnai dengan pemberontakan di Ambar
yang tidak mampu dipadamkan.Penguasa selanjutnya adalah Shah Jehar, putra
Jahangir (1627 –1658 M). pemerintahannya diwarnai dengan timbulnya
pemberontakan dan perselisihan di kalangan keluarganya sendiri.
Aurangzeb menjadi penguasa Mughal setelah berhasil memenangkan perang
saudara. Masa pemerintahannya berlangsung mulai tahun 1658 – 1707 M. Dia
bergelar Alamgir padshah Ghazi. Di akhir pemerintahannya dia berhasil menguasai
Deccar, Bangla, dan Aud. Aurangzeb adalah penguasa Mughal pertama yang membalik
kebijakan konsiliasi dengan Hindu. Diantara kebijakannya adalah melarang
minuman keras, perjudian, prostitusi, penggunaan narkotika (1659 M).
Tindakan Aurangzeb tersebut menyulut kemurahannya orangorang Hindu. Hal
inilah yang akhirnya menimbulkan pemberontakan di masanya. Namun karena
Aurangzeb sangat kuat, pemberontakan itu pun dapat dipadamkan. Meskipun pemberontakan-pemberontakan
tersebut dapat dipadamkan, tetapi tidak sepenuhnya tuntas. Hal ini terbukti
ketika Aurangzeb meninggal (1118 H/1707 M) banyak propinsi-propinsi yang
letaknya jauh dari pusat kerajaan memisahkan diri.
Penguasa-penguasa Mughal setelah Aurangzeb tidak berdaya dan tidak mampu
mengembalikan supremasi Mughal. Masa pemerintahan yang pendek dan banyaknya
pemberontakan serta lemahnya kekuatan menjadi faktor penyebab kemunduran
Mughal. Penguasa-penguasa Mugahal sesudah Aurangzeb antara lain: Bahadur Syah
(1707 – 1712 M), Jhandar Shah (1712 – 1713 M), Azim-us Shah (1713 M), Farukh
Syiyar (1713 – 1719 M), Muhammad Syah (1719 – 1748 M).
3. Hasil Peradaban
Bidang Pemerintahan
Sistem pemerintahan
Akbar adalah militeristik. Pemerintah pusat dipegang oleh raja, sedangkan
pemerintah daerah dipegang oleh Sipah Salar atau kepala komandan. Sedangkan
subdistik dikepalai Faudjar atau komandan.
Bidang Keagamaan
Dalam bidang agama Akbar menciptakan Din –i-Ilahi yaitu
menjadikan semua agama yang ada di India menjadi satu, tujuannya adalah
stabilitas politik.
Bidang Ekonomi
Kerajaan Mughal dapat
mengembangkan program pertanian, pertambangan, dan perdagangan. Di sektor
pertanian, komunikasi antara pemerintah dan petani diatur dengan baik. Hasil
pertanian yang terpenting adalah biji-bijian, padi, kacang, tebu,
sayur-sayuran, rempah-rempah, tembakau, kapas, nila, dan bahan-bahan celupan.
Bidang Seni
Karya seni yang
menonjol adalah karya sastra gubahan penyair istana, baik yang berbahasa Persia
maupun India. Karya-karya arsitektur yang indah dan mengagumkan antara lain:
1. Istana Fatpur Sikri di Sikri, Cila dan Masjid-masjid yang indah pada masa
Akbar
Bidang Ilmu Pengetahuan
Pada masa Shah Jehan didirikan sebuah perguruan tinggi di Delhi. Jumlah ini
semakin bertambah ketika pemerintahan dipegang oleh Aurangzeb. Dibidang ilmu
agama berhasil dikodifikasikan hukum Islam yang dikenal dengan sebutan Fatawa
–i-Alamgiri.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Dinasti Usmani berasal dari suku bangsa pengembara Qoyigh Oghuz, beribukota
di Syukud. Pada tahun 1300 M, Kerajaan Usmani dinyatakan berdiri. Penguasa
pertamanya adalah Usman yang sering disebut Usman I. Dinasti Usmani berkuasa
kurang lebih selama tujuh abad, dengan sekitar 36 sultan selama kekuasaannya.
Pasukan Janissary bentukan Orkhan yang terkenal tangguh merupakan pasukan
pertama yang berhasil menaklukkan beberapa wilayah sehingga daerah kekuasaan
Usmani semakin luas. Peradaban yang dihasilkan meliputi bidang militer,
pemerintahan, ilmu pengetahun dan budaya. Kemunduran Usmani dimulai ketika
wafatnya sultan Sulaiman al-Qoruni tahun 1566 M.
2. Kerajaan Syafawi berdiri sejak 1503-1722 M. Kerajaan Syafawi berasaldari
sebuah gerakan tarekat Syafawiyah, yang didirikan di Ardabil. Nama Syafawiyah
diambil dari nama pendirinya, Syafi al-Din. Nama Syafawi itu terus dipertahankan
sampai tarekat ini menjadi gerakan politik, bahkan hingga gerakan ini berhasil
mendirikan kerajaan. Hasil peradaban kerajaan Syafawi meliputi bidang ekonomi,
ilmu pengetahuan, bagunan fisik dan seni. Kemunduran Syafawi
berturut-turut sepeninggal Abbas I.
3. Kerajaan Mughal didirikan oleh Zahirudin Babur (1526 – 1530 M). Dan
Peradaban yang diukir oleh kerajaan Mughal yakni pada bidang ekonomi, seni, dan
ilmu pengetahuan. Kemunduran Kerajaan Mughal disebabkan karena terjadi strategi
dalam pembinaan kekuatan, kemerosotan moral dan hidup mewah di kalangan elit
politik, pendekatan Aurangzeb yang terlampau “kasar” dalam melaksanakan
ide-idenya, semua pewaris tahta kerajaan adalah orang yang lemah dalam
kepemimpinan.
DAFTAR PUSTAKA
1. 1. Ensiklopedi Islam, Jilid 4, Cet. 11.
2003, PT. Ichtiar Baru van Hoeve : Jakarta
2. 2. Maryam dkk, Siti. Sejarah Peradaban
Islam – Dari Masa Klasik Hingga Modern. Cet. II. 2003. LESFI : Yogyakarta.
3. 3. Supriadi, Dedi. Sejarah Peradaban
Islam. Cet. X. 2008. CV. Pustaka Setia : Bandung.
4. 4. Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam
– Dirasah Islamiyah II. 2008. PT.Rajagrafindo Persada : Jakarta.
Komentar
Posting Komentar