Postingan

CIREMAI JALUR SADAREHE (POS 1 MENUJU PUNCAK)

Gambar
  Keberangkatan tim kami mulai di hari jum'at 16 Juni 2023 dengan kesepakatan titik kumpul di daerah majalengka kota tepatnya di saung erih. Kami terbagi ketiga titik keberangkatan, yaitu : 2 personil dari Kuningan, 2 personil dari Bandung Barat dan seorang lagi sudah standby di majalengka. Pembagian tugas tim kami, 2 personil dari kuningan mempersiapkan kebutuhan logistik perbekalan, 2 orang personil Bandung mempersiapkan kebutuhan logistik peralatan tim dan satu orang majalengka bertugas mempersiapkan akomodasi bermalam sebagai lokasi titik kumpul di hari pertama kedatangan dan untuk repack pembagian beban logistic tim. Setelah lima personil berkumpul lengkap di majalengka dan betistirahat sejenak. Kami melakukan pembagian beban logistik tim, sesuai dengan hasil pembagian yang tercantum dalam ROP (Rencana Operasional Prosedur) yang sudah diatur oleh komandan operasi tim.   Keesokkan harinya pukul 06.30 WIB kami mulai melakukan keberangkatan dari titik kumpul (Saung Erih

Ciremai Jalur Sadarehe "Pos Registrasi menuju Pos Basecamp"

Gambar
Perjalanan menuju pos registrasi dari pasar rajagaluh menggunakan motor sekitar 20 menit. Di pos registrasi kita harus melakukan pengisian form registrasi (pengisian data diri pendaki dan list peralatan yang dibawa oleh tim) dan pemeriksaan medis untuk setiap anggota tim nya. Untuk registrasi dikenakan biaya yang bisa kita pilih, yaitu  Rp. 100.000 (Tanpa makan sebelum naik dan setelah turun) atau Rp. 150.000 (include makan sebelum naik dan setelah turun). Ada juga biaya tambahan untuk transportasi dari Pos Registrasi menuju basecamp menggunakan mobil pick up (Coltbak) dengan harga Rp. 60.000,- per orang (Pulang Pergi), Panjang jalur ±7 KM dengan jalanan bebatuan kerikil yang memakan waktu 40 menit untuk bisa menuju basecamp. Tapi kalau memang sanggup dan bisa menggunakan kendaraan pribadi untuk melalui jalur batu kerilkil tersebut, bisa cukup untuk mengirit budget, dengan catatan kendaraannya siap tempur. Kalaupun tidak bisa memanfaatkan fasilitas penjemputan mobil tersebut, kelebihan

RIA SW : Off The Record 2 (Review)

Gambar
Ria Sukmawijaya yang tahun 2018 lalu sudah melahirkan karya buku pertamanya, dengan judul sama Off The Record, di buku pertama kemarin Kak Ia lebih banyak menceritakan tentang kuliner-kuliner favoritnya. Setiap selesai membaca  lembaran di buku pertama waktu itu, rasanya tuh ngiler aja terus. Judul Buku : OFF THE RECORD 2 Penulis        : Ria SW Penerbit      : PT. Gramedia Pustaka Utama Cetakan      : Pertama Hal             : 251 Halaman Tampilan bukunya itu colorfull sih, dengan banyak varian animasi yang membuat kita merasa semakin tertarik untuk membacanya, apalagi banyak  G-Dragon bermunculan di bukunya, hati-hati yah jangan berat buat membuka halaman selanjutnya kalau udah lihat GD. Pembatas Buku Dan tahun ini, Ria SW kembali mengeluarkan Off The Record 2 yang lagi-lagi masih membuat mulutku ngiler aja kalau baca, apalagi ada ilustrasi gambar makanannya. “Ah kak Ia bisa banget menggoda kita yang baca dengan munculin gambar menu favoritnya” Kali

Bumi, Membaiklah!

Gambar
Dulu ngalamin banget jaman tahun 1998, ibu kota lagi jahat jahatnya, karena kena krisis moneter Walaupun posisi masih anak bawang alias kecil banget.  Samar-samar yang di inget tuh rusuh dimana-mana, sampe sempet terlepas dari  pegangan orang tua dan kepisah gitu aja. Itu tahun 1998, Dan sekarang jauh dari itu, di tahun 2020, Muncul lagi alasan Bumi untuk berontak dan berteriak. Bukan manusia yang kembali bertebaran di jalanan, tapi hari ini kebalikannya, manusia tak terlihat banyak di jalanan, kami lebih banyak diam dan sembunyi di bawah atap rumah. Bukan karena menghindar dari kerusuhan manusia di luar sana, tapi ini lebih menakutkan dari pemberontakan manusia. Bumi kali ini lagi di serang sosok mahkota yang cukup ganas, dia mudah sekali merambat dan hinggap ke tubuh manusia, mengganggu saluran pernafasan dan kemudian merusak paru-paru kami, manusia. Menjauh dari dunia perkotaan memang salah satu pilihan, tapi tak melulu merasa aman, karena bukan anda saja yang berpikir d

Menuju Curug Malela

Gambar
Curug Malela yang berada di kawasan Kabupaten Barat ini memang tengah menjadi   pusat perhatian banyak orang yang gemar explore tempat wisata ataupun hanya sekedar mencari spot yang kece untuk menjadi konten di media sosialnya. Baiklah, sekarang kita ngobrol lebih jauh dan panjang lagi yuk tentang tempat ini! Di mulai dari beberapa tahun silam sempat denger banyak orang yang ngomongin tempat ini, tapi sama sekali belum tertarik buat kesana ataupun sekedar cari tahu tentang tempatnya. Padahal udah punya banyak temen yang rumahnya lumayan deket sih buat bisa menuju ke lokasi sana, tapi tetep aja masih belum tertarik. Sempat dulu pergi ke Desa yang cukup lumayan dekat untuk ke Curug sana, tapi seketika mendengar selentingan orang-orang yang bilang “Dari Sini ke Curug Malela tuh masih jauh tau! Bakal ngabisin sekitar 5 jam gitu!”Kalimat itu yang membuat saya berpikir sambil menggelengkan kepala dan bergumam dalam hati. “Sejauh itukah? Atau karena mereka malas untuk pergi

Burning Sun (Episode 1)

Berawal dari pemukulan yang terjadi di club Burning Sun pada akhir tahun 2018, yang melibatkan pengunjung dan karyawan club. Pengunjung yang terlibat dalam kasus tersebut yang pertama itu sebagai korban yang menurut hasil wawancara si korban dengan salah satu stasiun televisi korea dia menyatakan “Kalaulah malam itu aku di pukul oleh pengunjung lain (Si A), kemudian aku di seret keluar club oleh petugas keamanan dan aku kembali mendapat pukulan dari orang yang berbeda (Si B). Tapi menurutku orang itu bukan petugas kemananan ataupun si A yang memukulku di dalam” Kurang lebih seperti itu ungkapan si korban yang di dapatkan dari hasil wawancara dan kutipan beberapa artikel yang bisa juga kalian temukan di internet. (Apa yang terjadi kepada si korban itu bisa juga di lihat video CCTV dari club tersebut yang bisa di akses juga di youtube) Setelah si korban ada di luar club, dia mencoba masuk lagi ke dalam club dengan menerobos petugas keamanan, hanya saja gagal, karena di cegah oleh pet

Penggelaman kapal asing di Pantai Pangandaran

Gambar
Pernah dengar mengenai kapal yang di tenggelamkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastusti? Beberapa tahun silam, Ibu Susi pernah memimpin penenggelaman kapal asing berbendera. Dulu memang sangat gencar mengenai pengawasan sekitar laut, karena sering bermunculan kapal illegal di tengah laut, untuk mengambil ikan-ikan di laut negeri kita atau hanya sekedar melintas saja. Rupanya, hal tersebut membuat Ibu Susi mulai geram, sehingga melakukan aksi penenggelaman kapal asing (FV Viking) yang sudah menjadi target incaran polisi internasional. Kapal FV Viking ini merupakan salah satu dari kapal lain yang di gunakan untuk menangkap ikan tootfish Antartika dan Patagonia yang langka. Demi kelancaran pergerakannya, menurut beberapa artikel ternyata kapal tersebut sudah 13 kali berganti nama, 12 kali berganti bendera dan 8 kali berganti call sign. Dalam melakukan penenggelaman tersebut, Indonesia juga bekerja sama dengan Norwegia dan Afrika untuk memastikan kalau