Aroma Khas Batu Lonceng


[139131


Bandung bukan hanya sekedar letak geografis, kalau kata Ayah Pidi Baiq.
Ayo kita tanggapi sebagian kutipan yang tertulis di bawah jembatan jl. Asia Afrika Bandung.


Letak geografis Kota Bandung memang cukup menarik perhatian.

Kota Bandung yang menjadi kota metropolitan terbesar di Provinsi Jawa Barat, sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan merupakan kota terbesar di wilayah Pulau Jawa bagian selatan.



Ketika ada yang berpikir mengenai Kota Bandung, pasti terlintas dengan aneka ragam kuliner, fashion dan tempat pariwisatanya.

Itulah khasnya Bandung, yang bisa menarik banyak pendatang yang ingin menginjakkan kaki di tanah sunda.


Sekarang kita lihat Bandung dari sebagian sisi dulu saja. Terletak di Daerah Cibodas, Lembang terdapat kampung yang bernama Batu Lonceng, kampung ini cukup jauh dari keramaian Pusat Kota Bandung.


Udaranyapun cukup berbeda dengan perkotaan, pinggiran sepanjang jalan menuju kampung ini bukan bangunan-bangunan yang biasa kita lihat di kota.

Menuju kampung ini, kita akan melewati beberapa tempat wisata yang hits banget di Kota Bandung, tapi lewat dari situ kita mulai mendapat suguhan pandangan hijau-hijau perkebunan dan pemukiman warga kampung Batu Lonceng, suhu udaranya pun cukup sejuk alias tak sepanas di Kota sana. Selain udara dan pemandangan sekitar yang berbeda, hidung kalianpun akan merasakan aroma berbeda, hidung kalianpun bisa menyadari saat kalian itu sudah berada di Kampung tersebut.



Kenapa hidung kita bisa menyadari itu?
Aroma khas kampung batu lonceng, memang tak seharum saat pertama kali kita masuk mall - mall besar, alasannya karena kampung ini mayoritasnya adalah peternak Sapi dan dari situlah mulai muncul aroma khas yang berasal dari kotoran sapi.



Mayoritas dari mereka memang sebagai peternak sapi, hampir setiap rumah memiliki sapi. Kebayangkan kotoran yang di hasilkan akan sebanyak apa?

Setiap harinya bisa menghasilkan ratusan kilo gram kotoran sapi dari satu kampung.
Bagaimana cara membersihkannya?

Setiap warga memang rutin membersihkan kandang sapinya, tapi tetap saja pembuangannyapun tidak layak.
Sebagian dari mereka masih saja membuang kotoran itu langsung ke sungai, mungkin mereka anggap itu tidak akan berdampak panjang.


Pada dasarnya mereka masih bisa memilih untuk membuang kotoran sapi itu ke sungai atau berani untuk mengelolanya.

Tapi nyatanya memang masih ada yang peka untuk mengelola tumpukan kotoran sapi itu.

Pak cece warga asli kampung Batu lonceng inilah yang menggerakan warga untuk turut melakukan aksi pengelolaan limbah ternak.

Melalui Saung pupuk ini pak cece bersama pekerja lainnya menekuni pengelolaan limbah ternak menjadi pupuk yang bernilai.Pupuk Kemasan


Dulu seharinya Pak cece bisa mengangkut satu kwintal lebih menggunakan mobil bak, tapi sejak mobilnya di tarik lagi dan hanya bisa menggunakan Cator (beca motor) roda tiga, beliau hanya mampu mengangkut 600 Kg saja perharinya. Sehingga masih saja ada yang harus di buang ke sungai, karena terkendala untuk pengangkutan. Bisa saja di angkut, tapi nanti tetap saja akan menjadi penumpukan di saung dan akan terus meluap, karena kandungan gas yang ada di dalam kotoran sapi tersebut.

1 
Endapan Kotoran Sapi

Disaat masih ada kotoran sapi yang di buang langsung ke sungai, otomotis kalian sebagai warga Bandung yang berada di 7hilir Sungai Cikapundung, bisa saja mengkonsumsi olahan air sungai tersebut. Jangan terlalu di bayangkan kalau memang sudah tertelan.
Dulu Pak Cece bisa memperkerjakan lebih dari 10 pegawai yang di ambil dari warga asli sana. Tapi saat ini hanya tersisa empat pegawai saja, mereka perharinya bisa mendapat upah sebesar Rp. 50.000,-.


139134 
pegawai Pak cece

Pegawai berkurang, karena pemasukan pun menurun dan Pak cece sudah tak bisa memberi upah kepada lebih banyak pegawainya. Hanya segelintir orang yang bisa peka seperti Pak Cece.


Ada sisi lain yang bisa memberi tamparan keras saat kita mengunjungi Saung Pupuk itu.

Kita memang akan melihat pegawainya Pak Cece, tapi kalian akan melihat beberapa sosok berkulit putih kemerahan, berbadan tinggi, berambut pirang, bermata biru dan ada yang bermata sipit yang sibuk mengangkut kotoran sapi sampai bercucuran keringat.


Mereka adalah relawan internasional yang datang dari beberapa negara, seperti : Italia, Inggris, Irlandia, Jerman, Jepang dan masih banyak lagi.
139124 
Relawan Internasional 

Mereka disana sedang bekerja sukarela tanpa pamrih rupiah, bahkan katanya mereka untuk menjadi relawan seperti itu harus mengeluarkan uang pribadi tanpa dukungan dari instansi lain.
Ada yang sudah mau setahun, ada yang baru 3 bulan, 6 bulan , bahkan ada yang baru 2 hari.

Katanya mereka menikmati bisa hidup bersama warga sana dan mengikuti kegiatan hari-harinya.

Rasanya sedikit risih melihat kenyataan itu, disaat kita sebagai tuan rumahnya hanya sibuk dengan dunia perkotaan, tapi mereka yang entah dari dunia mana, terpanggil dan ikhlas mengabdikan dirinya untuk Tanah Kita Indonesia.
139125 
Mereka yang mengabdi untuk Tanah kita

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekilas Perjalanan Pendidikan Dasar Wanadri

Materi Psikologi Sosial MOTIF

TAHUN PERTAMA KAMI SEBAGAI ANGKATAN TOPAN RIMBA & PUSPA RAWA (DIES #1)