PSIKOOGI DAKWAH

1.      Konsep Manusia menurut Psikologi
Di kalanngan ilmuan Psikologi seringkali muncul suatu pertanyaan tentang hakikat manusia yang sesungguhnya dan setiap kali hal itu muncul selalu saja tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Bahkan terdapat diantara mereka seperti nyaris pesimis hingga mengatakan begini:  “jika ada pertanyaan purba yang sampai kapan pun tidak pernah basi dan selalu diperbincangkan, barangkali tidak lain dan tidak bukan pernyataan tersebut berkisar tentang makna manusia”. Dalam ranah ilmu pengetahuan pendapat ahli dlam memaknai manusia yang berpendapat bahwa manusia dan bintang keduanya sama. Manusia adalah sebuah mesin yang diberi makan dan menghasilkan pikiran. Manusia hanyalah sebatas ilalang sesuatu yang le,ah di alam raya, namun ia adalah ilalang yang berfikir (Kaff, 1992).
Dalam dunia psikologi pandangan umum tentang manusia sebagai berikut :
Ø  Para ilmuan fisiologi lebih melihat manusia dari kumpulan fungsi anggota tubuhnya dan melihat perilakunya sebagai kumpulan aktifitas fisik dan kimia.
Ø  Para psikolog klinis lebih melihat manusia dari kumpulan insting yang membinasakan dan melihat perilakunya sebagai kumpulan syahwat yang memuaskan insting tersebut, baik dilakukan dengan cara yang benar atau menyimpang.
Ø  Para psikolog perilaku melihat manusia sebagai satu alat hidup. Perilaku yang ditangkapkannya merupakan hasil dari pemuasan dorongan syahwat saja.
Ø   Para psikolog ststistik lebih melihat manusia sebagai kumpulan angka dan statistic. Perilakunya yang ditampakkannya merupakan kumpulan dari angka-angka yang semu dan menyesatkan.
Bertolak dari pengertian psikologi sebagai ilmu yang menelaah tentang perilaku manusia, para ahli psikologi memandang bahwa kondisi ragawai, kualitas kejiwaan, dan situasi lingkungan merupakan penentu-penentu utama perilaku dan corak kehidupan manusia. Selain itu, psikologi, apapun alirannya menunjukkan bahwa filsafat manusia yang mendasarinya bercorak Anthroposentrisme yang menempatkan manusia sebagai pusat dari segala pengalaman serta penentu utama segala peristiwa yang menyangkut manusia dan kemanusiaan.

 Pandangan ini mengangkat manusia dalam derajat yang teramat tinggi, dimana manusia sekan menjadi prima-causa yang unik, pemilik akal dan budi yang hebat. Sampai dengan penghujung abad XX ini terdapat empat aliran besar psikologi:
o   Psikoanalisis (Psychoanalysis)
Penentu dan pendiri psikoanalisis adalah Sigmund freud (1856-1939), menurut dia kepribadian manusia terdiri dari tiga sistem, yaitu Id (dorongan-dorongan biologis), Ego (kesadaran terhadap realitas kehidupan), dan superego (kesadaran normatif) yang berinteraksi satu sama lain masing-masing memiliki fungsi dan mekanisme yang khas. Selain itu manusia mempunyai tiga strata kesadaran:alam sadar (the conscious), alam prasadar (the preconscious), dan alam tak sadar ( the unconscious) secara dinamis berinteraksi satu dengan lainnya.
o   Psikologi Perilaku (Behavior Psychology)
Menurut B.F. Skinner memandang bahwasanya manusia pada dasaranya dilahirkan tidak membawa bakat namun semata-mata melakukan respons (tanggapan) terhadap suatu rangsangan. Behavior memandang manusia itu semuanya sama yaitu apapun jadinya seseorang satu-satunya yang menentukan adalah lingkungannya.
o   Psikologi Humanistik (Humanistic Psychology)
Psikologi Humanistik dipelopori oleh Abraham Maslow. Berpandangan bahwa pada dasarnya manusia adalah baik, dan potensi manusia tidak terbatas. Pandangan ini sangat optimistikterhadap upaya pengembangan sumber daya manusia. Sehingga manusia dipandang sebagai penentu tunggal yang mampu melakukan play God (peran Tuhan).
o   Psikologi Transpersonal (Transpersonal Psychology)
Psikologi Transpersonal merupakan kelanjutan Psikologi Humanistik. Aliran ini disusun oleh S.I.Shapiro  dan Denise H.Lajoie. Unsur- unsur yang menjadi telaah  Psikologi Transpersonal: 
-           potensi- potensi luhur (the highest potensials), yaitu transendensi diri, keruhanian, potensi luhur dan paripurna, pengalaman mistik, pengalaman spiritual dan sebagainya.
-           Fenomena keadaan (states of consciousness) manusia adalah pengalaman seseorang melewati batas- batas kesadaran biasa. Misalnya memasuki alam- alam kebatinan, kesatuan mistik, komunikasi kebatinan, pengalaman meditasi dan sebagainya.



2.      Konsep Manusia menurut Islam
Manusia menurut Al-Qur’an dimaknai dengan menggunakan beberapa istilah, yaitu Bani (Banu) adam atau Dzurriyat Adam (keturunan, anak Cucu Adam), al-insan, al-ins, al-nas, atau unas atau al-basyar. Sejalan dengan fungsinya sebagai khalifah dimuka bumi ini, manusia diekali dengan berbagai instrumen sebagai modal dasar dalam menjalankan tugas kekhalifahan. Pada sisi ini manusia berbeda dengan hewan sehingga dalam perspektif islam manusia tidak menjadi objek selayaknya hewan.[
Islam memandang manusia sebagai makhluk Tuhan yang memiliki keunikan dan keistimewaan tertentu. Sebagai salah satu makhlukNya karakteristik eksistensi manusia harus dicari dalam relasi dengan pencipta dan makhluk Tuhan lainnya. Sekurang- kurangnya ada empat relasi manusia, yaitu:
a)      Hubungan manusia dengan dirinya sendiri (bablun minannas) yang ditandai dengan kesadaran untuk melakukan amal ma’ruf nahi munkar atau sebaliknya mengumbar nafsu- nafsu rendah.
b)      Hubungan antar manusia (bablun minannas) dengan usaha membina silaturahmi atau memutusnya.
c)        Hubungan manusia dengan alam sekitar (bablun minal ‘alam) dengan upaya pelestarian dan pemanfaatan alam dengan sebaik-baiknya atau sebaliknya menimbulkan kerusakan.
d)     Hubungan manusia dengan sang pencipta (bablun minallah) dengan kewajiban ibadah kepadaNYA atau justru menjadi ingkar dan syirik.
Hanna Djumhana Bastaman (1993) memberi contoh bahwa wawasan islami mengenai manusia antara lain :
Ø  Manusia mempunyai derajat sangat tinggi sebagai khalifak Allah dan
Ø   Manusia tidak menaggung dosa asal atau dosa turunan.
Ø    Manusia merupakan kesatuan dari empat dimensi: fisik-biologi, mental-psikis, sosio-kultural, dan spiritual
Ø  Dimensi spiritual memungkinkan mausia mengadakan hubungan dan mengenal tuhan melalui cara-cara yang diajarkanNYA.
Ø   Manusia memiliki kebebasaan berkehendak (freedeom of will).
Ø    Manusia memiliki akal sebagai kemampuan khusus dan dengan akalnya itu mengembangkan ilmu serta peradaban.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekilas Perjalanan Pendidikan Dasar Wanadri

Materi Psikologi Sosial MOTIF

TAHUN PERTAMA KAMI SEBAGAI ANGKATAN TOPAN RIMBA & PUSPA RAWA (DIES #1)