Perjalanan Yogyakarta


Perjalanan Ke Kota Jogja memang sudah di idamkan sejak saya masih berada di Sulawesi , entah kenapa ketika terlintas ingin berlibur yang pertama terbesit itu adalah Kota Jogja.
Kalau memang saya bisa jadi liburan ke Kota tersebut, itu berarti kali kedua saya bisa berkunjung Kota bersejarah ini, dulu ketika masih SMA itu pertama kali nya saya ke Kota Jogja, tapi seiring berjalannya waktu dan semakin terbongkarnya keindahan lain dari sudut jogja, saya pun kembali tertarik berkunjung ke Kota tersebut.


Sebelum di tanya kenapa saya tertarik lagi ke Kota Jogja, bagi teman-teman yang mengikuti perkembangan film Indonesia, saya yakin kalianpun pasti memasukan kota jogja ke list liburan kalian walaupun sebelumnya sudah sering sekali kalian berkunjung ke Kota tersebut. Kalian pasti tahu kan setting lokasi film “AADC2” yang ngehits banget pada masanya? Iyap..Jogja lah yang menjadi settingan lokasi utama di film tersebut, banyak sekali sudut-sudut keindahan jogja yang di angkat di film tersebut dan bisa menarik perhatian para penonton atau bahkan para traveller yang memang sangat menikmati keindahan Kota Jogja.
Pintu Gerbang Ratu Boko
Selang berapa bulan dari Sulawesi saya mengagendakan untuk melancong ke Jogja, awalnya saya masih bingung mencari teman untuk melancong bareng kesana, maklum single suka ngedadak pusing kalau butuh temen melancong bareng, tapi itu bukan masalah buat saya karena masih banyak teman yang bisa di tarik paksa untuk mengosongkan agendanya biar bisa menemani jalan. Jahat sih, tapi apa daya kalau udah ingin pasti gak mikir.
Sekitar H-2 akhirnya saya menemukan teman yang bisa saya tarik untuk jalan bareng ke jogja, pemesanan tiket yang dadakan pastinya akan berujung ke harga tiket yang mahal atau bahkan kamu bisa kehabisan tiket. Maaf hari itu kita tengah beruntung, karena masih bisa dapet tiket K.A. murah walau sudah mepet (terima kasih temanku yang sudah bantu tiket kita).
Keberangkatan kita berdua menuju Jogja itu pukul 20.00 WIB – 04.30 WIT menggunakan Kereta Api Ekonomi dari Stasiun Kiaracondong – Stasiun Lempuyangan, di kereta sebenarnya saya sudah mengagendakan mau kemana dan tidur dimana selama kita di jogja dengan budget seadanya.
Trans Jogja
Setibanya di Stasiun Lempuyangan kita langsung mencari halte bus yang bisa mengantarkan kita ke Candi Ratu Boko yang menjadi tujuan pertama kita setelah tiba di kota jogja. Tak Jauh dari Lempuyangan ada halte bus  yang bisa mengantarkan kita ke Candi Ratu Boko dengan harga bus Rp.3.500/Orang (3x transit halte) tapi tidak nambah biaya kok, kita tiba di halte dekat candi prambanan. 
Karena kita belum sarapan pagi maka memutuskan untuk sarapan terlebih dahulu di depan candi prambanan ada jajaran tukang nasi gudeg dan nasi pecel. Wow.. inilah kuliner pertama yang di cari di Kota Jogja, rasanya itu loh bikin ngilerrrr deh  . . .

Setelah sarapan kita lanjut lagi bergeser ke tujuan kita dan ternyata dari halte tadi kita harus melanjutkan perjalanan dengan menggunakan angkutan umum berwarna kuning untuk bisa sampai ke Ratu Boko, karena lokasi nya lumayan jauh dari halte, tapi tenang biayanya hanya Rp.3.000/Orang dengan perjalanan kurang lebih 15 menit. Setibanya di Candi Ratu Boko pasti kita akan bingung untuk mencari loket masuknya dimana, karena loketnya memang ada di atas tapi nanti kita bakalan ketemu petugas yang bakal mengarahkan ke loket kok, tenang saja tak perlu bingung.
Peta Lokasi Ratu Boko
Hal pertama yang harus teman-teman lakukan ketika masuk di tempat ini yaitu rencanakan pergerakan untuk berkeliling di tempat ini, karena tempat ini sangat luas jangan sampai teman-teman rugi, karena tidak dapat berkeliling ke semua lokasi nya. Caranya gampang teman-teman bisa lihat peta yang terpasang di dekat loket dan silahkan rencanakan pergerakan di dalam candi ratu boko. 

Tangga Seribu Ratu boko
Dari mulai gerbang Ratu Boko, Istana dan kolam pemandian Raja pun bisa teman-teman nikmati, atau teman-teman ingin lihat tempat waktu Rangga dan Cinta ngobrol bareng di tengah-tengah reruntuhan candi, gampang kok, tinggal coba telusuri saja tempat itu nanti pasti bakal serasa ada di scene AADC.



(itu untuk yang kena syndrom AADC2 yah) dan untuk yang ingin belajar mendalami sejarahnya bisa di  baca setiap papan di depan lokasinya, karena itu cukup menjelaskan setiap bangunannya.

Reruntuhan Candi

Kolam Pemandian Raja-Raja

Benteng Istana Raja

Setelah berkeliling di tengah panasnya terik matahari kita langsung bisa menikmati segarnya kelapa muda di saung-saung dekat gerbang dengan pemadangan kota jogja dari atas loh, paket komplit deh pokoknya.

Sudah puas berkeliling di Candi Ratu Boko, awalnya kita berencana ingin berkunjung ke Rumah boneka paphermoot dan ngopi di Klinik Kopi, tapi sayangnya tempat itu tutup dan ingin pergi ke gereja ayam malah sedang perbaikan. Okeee, rencana kita gagal.
Delman Malioboro

Dari Ratu Boko kita langsung bergeser menggunakan rute kendaraan sama saat akan datang kesini dan melanjutkan perjalanan ke Malioboro untuk mencari penginapan dengan harga murah. Penginapan di jogja itu sangat variatif dari mulai harga Rp.50.000- jutaan itu sudah tersedia, tapi untuk kita saat itu dapatnya penginapan seharga Rp.150.000/malam untuk 2 orang dengan fasilitas free wifi, sarapan dan AC.
Kamar Penginapan
Penginapan kita tak jauh dari keramaian Malioboro hanya tinggal jalan 2 menit sudah bisa berada di keramaian jalan malioboro, malam hari kita berkeliling di Malioboro lalu lanjut untuk makan malam di tempat makan yang cukup jauh dari penginapan. 




Sate Klatak Pak Bari
Malam itu kita berencanan ingin menikmati Sate Klatak nya pak Bari. Dari Malioboro kita menggunakan Bus dan di lanjutkan menggunakan becak menuju lokasi Sate Klatak, sepanjang jalan saat tiba disana memang cukup sepi bahkan tak akan ada yang menduga kalau di sekitar sana ada yang berjualan makanan, tukang becak yang mengantarkan saya pun merasa bingung dengan apa yang saya cari sampai harus berjalan sejauh itu. Maafkan kita sudah merepotkan yah Pak!!
Penjual Sate Kalatak
Harga satu porsi Sate Klatak ini Rp.15.000 sudah dengan kuah kaldu nya, walaupun lingkungan nya sepi, tapi jangan salah kedainya itu sangant ramai, kita bisa lihat dari parkirannya saja sudah jajaran mobil-mobil mewah yang rela mampir jauh-jauh hanya untuk menikmati beberapa tusuk satenya Pak Bari. Ini tempat makan malamnya Rangga dan Cinta waktu pertama kali ketemu di Jogja.

Sudah merasa puas dengan Sate Kalataknya Pak Bari kitapun langsung kembali ke penginapan untuk beristirahat dan lanjut lagi jalan-jalan pada esok hari.
Angkringan Pecel dan Gudeg di Malioboro

Keesokan hari kita hanya sempat berkeliling ke Museum Van Der Berg dekat Malioboro dan makan siang di angkringan sepanjang Malioboro, lalu harus  segera bergeser Ke Kota Pekalongan dengan menggunakan Travel.



Pintu Gerbang Museum Van Der Berg

 Patung Penjaga Van Der Berg




Mengenal sekilas Kota Pekalongan dan berkunjung juga Ke Kota Batang yang tak jauh dari Pekalongan. Hanya beberapa hari disana kemudian sudah terdengar lagi teriakan Bandung memanggil kita untuk bergegas kembali menghadap Bandung dengan kesejukan dan kesibukannya.
Terima Kasih Jawa Tengah!!!


(Ini perjalanan Januari Tahun 2017. Di tulisnya pun setelah pulang dari Jogja, 
hanya saja tulisan ini sempat hilang dan baru di temukan di tahun 2018)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekilas Perjalanan Pendidikan Dasar Wanadri

Materi Psikologi Sosial MOTIF

TAHUN PERTAMA KAMI SEBAGAI ANGKATAN TOPAN RIMBA & PUSPA RAWA (DIES #1)