Efek Samping Drama Korea



Bukan Hanya penyakit fisik yang bisa menular atau kambuh lagi ternyata Syndrom drama korea akhir-akhir ini mulai kambuh di diri saya, padahal dulu memang sempet gila banget sama korea pas zaman-zaman SMA – awal kuliah, selepas dari itu mulai berkurang atau mungkin karena kesibukan mulai mengalihkan perhatian atau ada yang lebih menarik untuk di perhatikan, sepertinya begitu.
Kurang lebih 3 bulan terakhir ini (Akhir 2016 menuju 2017) syndrom drama korea saya kambuh lagi, padahal tidak jauh sebelumnya saya sangat cuek dengan teman-teman sekitar saya yang asyik menonton drama korea, bahkan tak menarik perhatian saya sedikitpun buat menolehnya. Hanya sekilas mendengar cerita-cerita asyik mereka seusai menonton.
Sebenernya saat itu saya malah lebih asyik dengan dunia baru yaitu menikmati kuliner-kuliner yang asyik dan menggoda lidah, tapi seingat saya saat itu memang lagi jarang pulang ke kosan dan sekalinya pulang ke kosan dan bertemu teman-teman kampus ternyata mereka juga tengah asyik dengan dunia korea, tapi sepertinya di situlah saya mulai terhipnotis lagi dengan drama korea.
Malam itu kita menonton bersama drama korea berjudul “Pinocio”  yang diperankan oleh Lee Jong Suk & Park Shin Hye, sempat tersita perhatian saya oleh ceritanya yang menggambarkan dunia broadcasting, bukan mencari romantisme-romantisme dari sebuah serial drama tersebut, tapi mempelajari sebuah profesi yang di ceritakan oleh serial tersebut. Semenjak saat itulah saya kembali tertarik  ke dunia drama korea.


Mulai mencari film-filmnya dari teman-teman yang dulu tidak berhasil menarik perhartian saya saat mereka asyik dengan dunia nya. Berbagai judul drama Korea dengan berbagai profesi dari mulai Dokter (Bedah,Umum dan Jantung), Reporter, Wartawan,Hakim, Jaksa, Guru, Tentara,Polisi, Detektif, Pemadam kebakaran, Penyanyi, Penulis Komik, Kerajaan, Pramuniaga, Kontraktor, sampai profesi struktur Ketuhanan (Malaikat dan Iblis) dsb. Sudah sempat saya saksikan. 

Tapi pemikiran saya kali ini ternyata berbeda saat menonton drama korea tersebut, karena sekarang yang saya lebih tertarik dengan profesinya, banyak sekali hal baru yang di dapatkan, tapi memang tidak semua nya sesuai dengan realita. Bisa melihat keseharian, adat, budaya, suasana dan tatanan Kota negeri tetangga.
Dan satu hal yang berdampak besar dari syndrom itu adalah “Bisa gak yah kita ke Korea??”
Waspadalah dengan Syndrom menular ini. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekilas Perjalanan Pendidikan Dasar Wanadri

Materi Psikologi Sosial MOTIF

TAHUN PERTAMA KAMI SEBAGAI ANGKATAN TOPAN RIMBA & PUSPA RAWA (DIES #1)